Konsep Islam Mulai Tenggelam Hegemoni Epistemogoli Barat

Konsep Islam Mulai Tenggelam Hegemoni Epistemogoli Barat

REPUBLIKA.CO.ID, Peneliti di Institute for the Study of Islamic Tought and Civilizations (INSISTS), Dinar Dewi Kania mengatakan, jika tidak dibekali pendidikan agama yang mumpuni, generasi muda Muslim bisa saja terjerumus pada paham menyesatkan tersebut.

Untuk itu, Dinar dan beberapa rekannya mendirikan Ma’had ‘Aly Hujjatul Islam. Institusi pendidikan tersebut menekankan kegiatannya pada kajian turats dengan memadukan metode klasik dan kontemporer.

Para penggagas Ma’had ‘Aly Hujjatul Islam, termasuk Dinar, menilai kondisi keilmuan Islam saat ini perlu dihidupkan lagi. Caranya dengan menggali konsep-konsep Islam yang mulai tenggelam oleh hegemoni epistemologi Barat.

Saat menjadi pembicara di seminar-seminar, Dinar kerap mendapat pertanyaan fundamental. Ada kegalauan yang mereka perlihatkan tentang pemikiran yang menyesatkan, sedangkan untuk mengkajinya, mereka terbentur ilmu agama yang masih minim. "Kalau hanya dijelaskan di seminar, waktunya terbatas dan tidak akan cukup," katanya.

Untuk itu, Hujjatul Islam mengajarkan ilmu ushuluddin, ushul fikih, ushul tafsir, filsafat Islam, ilmu jiwa, dan tentunya bahasa Arab. Banyak mahasiswa umum yang tertarik dengan kajian Islam. Namun, jika hanya mengikuti seminar, pengetahuan yang mereka dapatkan terbatas.

"Mereka butuh pendidikan yang khusus membahas ilmu agama," ujarnya. Hujjatul Islam terbuka untuk umum, dengan peserta minimal yang sudah duduk di bangku SMA dan pendidikan akan berlangsung dua tahun setiap Sabtu dan Ahad.

Saat ini Hujjatul Islam baru menerima angkatan pertama. Kegiatan belajar mengajar baru akan dimulai setelah Stadium General pada 17 Januari 2015. Kerja keras Dinar dan rekan-rekan mendekatkan metode klasik dan kontemporer tidaklah sia-sia.

Terbukti, banyak yang mendaftar pada gelombang pertama ini. Latar belakang peserta cukup beragam, ada yang mahasiswa, akuntan, auditor, bahkan konsultan lingkungan. "Alhamdullillah, masyarakat yang respons cukup banyak, saya sampai kaget," katanya.

Selain menjadi peneliti, Dinar menyempatkan waktu untuk berbagi ilmu. Saat ini, ia tercatat sebagai dosen di Pascasarjana Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti, Jakarta dan Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, Jawa Barat. P

Perempuan yang pernah bekerja di perusahaan penerbangan itu juga telah menelurkan satu buah novel berjudul Misi dari Langit. Buku ini menceritakan perjalanan seorang Romawi dalam mencari Tuhan. Novel terbitan Al-Kautsar tersebut menjadi media dakwah menyikapi gejala ateisme yang terjadi di kalangan anak muda. Saat ini, Dinar tengah menyiapkan novel keduanya dengan tema sentral yang sama.

Sejak masih bersekolah, orang tua Dinar lebih mengarahkannya pada jurusan pendidikan aplikatif agar mudah mendapatkan pekerjaan. Namun, hasratnya pada dunia pemikiran tak bisa terbendung. Alhasil, ia sering nongkrong di perpustakaan untuk membaca buku-buku filosofis.

Dari kegemaran tersebut, Dinar mempelajari berbagai pemikiran, mulai dari pemikiran Barat sampai Islam. "Pemikiran Islam sangat kaya," ujar alumnus SMA Negeri 8 Jakarta ini.


Tags: