Mahasiswa IAIN Ambon Raih Medali Emas Berkat Ubah Limbah Sagu Jadi Bioetanol

Mahasiswa IAIN Ambon Raih Medali Emas Berkat Ubah Limbah Sagu Jadi Bioetanol

Banda Aceh (Pendis) - Shofia Latifa dan Syafrizan Ruslan hari ini berbunga-bunga karena barusan mendapatkan medali emas dalam Lomba Karya Inovasi Mahasiwa dalam ajang Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni dan Riset (PIONIR) VIII 2017 di UIN Ar-Raniry Aceh.

Kepastian juara itu diperoleh, setelah kedua mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon itu, mempresentasikan temuannya berjudul: "Pemanfaatan Limpah Ampas Sagu sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan Produk Bioetanol, Pupuk Organik dan Bioabsorben", Sabtu (29/04) di Banda Aceh.

Kedua mahasiswa yang sehari-hari menekuni riset dan pembelajaran Biologi di kampusnya, melihat betapa banyaknya limbah sagu yang dalam bahasa Ambon disebut dengan ela sago di daerahnya terutama di Desa Waai Kecamatan Salah Utu Kab. Maluku Tengah terbuang percuma. Sagu biasanya oleh masyarakat Ambon dijadikan makanan pokok. Ela sagonya dibuang percuma sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Melalui bimbingan Abajaidun Mahulauw Dosen Bio Teknologi, M. Rizal Ketua Jurusan Biologi serta Mulyadi Taslim Ketua Laboratorium Biologi FT IAIN Ambon, Shofia dan Syafrizan mulai menekuni penelitian pemanfaatan limbah ampas sagu tersebut sebagai bahan baku dalam pembuatan produk bioetanol, pupuk organik dan bioabsorben.

Syafrizan merasa prihatin dengan adanya pencemaran limbah sagu, karenanya menjadikan limbah tersebut dijadikan bahan bakar untuk digunakan untuk memasak, mengolah home industry dan hal lainnya. Pada umumnya Bietanol didapatkan dari tumbuhan jarak, kotoran manusia atau hewan dan mempunyai zat gas.

Ditambahkan oleh Syafrizan dan Shofia limbah sagu juga bisa dioleh sebagai pupuk organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, disamping itu sebagai bioabsorben yang bermanfaatkan untuk menyerap atau membersihkan air kotor menjadi bersih.

Untuk mempersiapkan perlombaan PIONIR di Aceh, Abajaidun melakukan bimbingan intensif kepada kedua mahasiswa itu. "Bagi saya tidak mengalami kesulitan berarti karena keduanya mempunyai minat yang besar untuk meneliti dan menjadi mahasiswa biologi yang cukuo cerdas," katanya.

Menanggapi kreatifitas mahasiswa dalam lomba karya inovasi mahasiswa PTKI, Nizar Ali Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam merasa bangga dan berkomitmen akan memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa yang mempunyai prestasi dan daya kreatifitas yang tinggi.

"Para dosen dan pimpinan PTKI harus berkomitmen tinggi pada peningkatan intelektualitas dan riset agar mahasiswa mampu ikut berperan mewujudkan PTKI sebagai perguruan tinggi berbasis riset untuk peradaban," harap Nizar.

Sampai berita ini diturunkan, perolehan medali emas untuk sementara adalah UIN Sultan Syarif Kasim Riau 2 emas, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Maulana Hasanudin Banten, UIN Raden Intan Lampung, UIN Jambi, STAIN Curup Bengkulu, IAIN Lhokseumawe, IAIN Gorontalo, IAIN Tulungagung, IAIN Ambon dan tuan rumah UIN Ar-Raniry Aceh masing-masing 1 emas. (RB/dod)


Tags: