Mahasiswa Perlu Berperan dalam Pengembangan IT

Mahasiswa Perlu Berperan dalam Pengembangan IT

PURWOKERTO (Suara Merdeka) – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, seorang mahasiswa harus mengambil peranan penting. Khusus untuk mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom (ST3 Telkom), harus membantu untuk pengembangan teknologi informasi di desa.

Demikian diungkapkan Kabag Humas ST3 Telkom Purwokerto Siti Ngatikoh dalam gelaran Festival Belajar IT (JarIT) Banyumas 2015, di kampus Jalan DI Panjaitan nomor 128 Purwokerto, baru-baru ini.

Pada Kegiatan bertema "IT untuk Kemandirian Desa" tersebut diisi kegiatan juguran IT, workshop IT, dan pameran produk desa serta hasil karya ST3 Telkom selama sehari. "Saat ini sejumlah mahasiswa yang melakukan penelitian diarahkan untuk membantu masyarakat desa mengembangkan teknologi informasinya. IT menjadi pintu pengembangan potensi di wilayah pinggiran," ujarnya.

Pada sesi diskusi publik, Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa RI Singgih Wiranto mengungkapkan, selain melibatkan mahasiswa, sebaiknya diskusi semacam ini juga melibatkan pemerintah daerah setempat. Mereka juga turut andil dalam pengembangan desa. "Dari sekitar 72.000 desa di Indonesia, lebih dari 6.000 masih sangat tertinggal.

IT menjadi jawaban untuk mempercepat kemajuan desa. IT saat ini menjadi kebutuhan di semua lini, tetapi persebarannya belum merata, utamanya di desa. Mahasiswa bisa menjadi jembatan untuk belajar bersama dengan masyarakat desa," katanya.

Desa Mandiri

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Septriana Tangkari mengatakan, saat ini internet sudah mulai masuk ke desa. Hal itu juga didukung oleh semangat gerakan desa melek IT dan sejumlah organisasi.

"Jadi semuanya harus sinergis antara satu lembaga dengan lembaga lain, mulai dari pusat hingga desa," ucapnya. Sebagai bentuk dukungan, Kemenkominfo menargetkan pada 2019 Indonesia memiliki kecepatan akses internet terbesar kedua di se-ASEAN.

Ia juga meminta setiap kabupaten/kota memiliki media centre yang terjangkau. "Kalau belum ada silahkan menyurati Kemenkominfo untuk minta difasilitasi," tandasnya. Sementara itu, pegiat Gedhe Foundation Yossy Suparyo memaparkan, di Indonesia sudah ada lebih dari 1.000 web desa yang dikelola oleh Pemdes. Mereka diharapkan dapat menjadi desa mandiri berbasis IT.

"Melalui jaringan dan sistem informasi yang terbangun, harapannya semua desa dapat berkomunikasi dan membangun gerakan untuk mengurangi kesenjangan antara desa dan kota," kata dia. (K35-95)


Tags: