Mahasiswa PTKIN, Jadikan Bonus Demografi Penduduk Sebagai Peluang

Mahasiswa PTKIN, Jadikan Bonus Demografi Penduduk Sebagai Peluang

Pamekasan (Pendis) - Pada tahun 2035 Indonesia akan mengalami "bonus demografi" penduduk. Dimana usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibanding jumlah penduduk muda (<15 tahun) dan lanjut usia (>64 tahun). Berkah bonus demografi penduduk ini harus dimaknai sebagai peluang untuk peningkatakan SDM mahasiswa PTKIN.

Pernyataan tersebut disampaikan Ruchman Basori, Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI saat berdialog dengan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan STAIN Pamekasan, Jum`at (08/04/16).

Lebih lanjut dikatakan Ruchman Basori dengan menyitir survei The McKinsey Global Institute, Indonesia diprediksi pada 2035 akan menempati peringkat ke-7 ekonomi dunia, sesudah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brazil, dan Rusia. Pada saat itu, perekonomian Indonesia akan ditopang oleh empat sektor utama: bidang jasa, pertanian, perikanan, serta energi.

Menghadapi peluang tersebut Ruchman Basori berpesan kepada para mahasiswa PTKIN (UIN, IAIN dan STAIN) harus berbenah untuk meningkatkan kapasitas diri apakah bidang intelektualitas, bakat minat dan profesionalitas dan kepekaan nurani (sosial kemasyarakatan). "Bekali diri Saudara dengan pemikiran kritis, professional dan kepekaan sosial".

Untuk itu lanjut Ruchman, organisasi kemahasiswaan harus ditata kelembagaannya, sumber dayanya, orientasi program dan kegiatan dan tak kalah pentingnya adalah sarana dan prasarana kegiatan kemahasiswaan.

Kegiatan dialog dengan Ketua Dema dan UKM yang ada di STAIN Pamekasan dihadiri oleh Dr. Atiqulloh, MA, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan; Fatkhol Kholik, Kaprodi Pendidikan Agama Islam; Muhammad Jamaludin, M.Pd, Kaporodi Bimbingan Konseling Islam; dan Ach. Fawaid, Kaprodi Ilmu Al Qur`an dan Tafsir.

Pada kesempatan itu kandidat Doktor Universitas Negeri Jakarta ini menguraikan proyeksi program kemahasiswaan Dikti Islam seperti pertemuan mahasiswa Islam se-dunia, Pertemuan Mahasiswa PTKI se-Indonesia, Kompetisi Majalah Mahasiswa Tingkat Nasional, Pelatihan Penelitian Mahasiswa PTKI, Workshop Deradikalisasi di kalangan Mahasiswa PTKI dan hal-hal lain untuk mengembangkan intelektualisme dan profesionalisme mahasiswa.

Diakui oleh Ruchman, program-program kemahasiswaan masih berkutat pada kebutuhan dasar yang bernuansa bantuan seperti Bidik Misi Mahasiswa PTKI, Bantuan Tahfidzul Qur`an, Bantuan Organisasi Kemahasiswaan dan Bantuan Mahasiswa Berprestasi untuk PTKI.

Sementara itu, Atiqulloh, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan STAIN Pamekasan merasa gembira dengan kedatangan Kasi Kemahasiswaan Dikti Islam. Kepada pimpinan organisasi kemahasiswaan Atik meminta untuk memanfaatkan pertemuan ini dengan baik. "galilah ilmu dan informasi sebanyak-banyak dari Pak Ruchman Basori untuk meningkatkan dinamika organisasi kemahasiswaan di kampus ini".

Atiqulloh menganggap penting kegiatan dialog dengan mahasiswa STAIN Pamekasan untuk membangun kesepahaman antara mahasiswa PTKI dengan apa yang sedang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam khususnya program-program kemahasiswaan.

(@viva_tnu/dod)


Tags: