Manajemen Pendidikan Perlu Ditingkatkan

Manajemen Pendidikan Perlu Ditingkatkan

SEMARANG-Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih menekankan perlu peningkatan mutu manajemen pendidikan untuk menghasilkan sekolah dengan layanan kualitas pendidikan yang baik serta SDM tenaga kependidikan yang kompeten. Hal ini guna kemajuan dunia pendidikan di Jateng pada khususnya.
”Ini tantangan masa depan pendidikan di Jateng dan harus menjadi perhatian semua pihak,’’ kata Rustri di acara pameran, sarasehan, dan dialog kebijakan pendidikan program Decentralized Basic Education (DBE)-United States Agency for International Development (USAID) Provinsi Jateng di Auditorium Unnes, baru-baru ini.
Dalam kegiatan tersebut juga dipamerkan beberapa hasil pembelajaran kreatif dari sekolah mitra DBE-USAID.

Rustri menilai, program DBE-USAID hasil kerja sama antara USAID, Dinas Pendidikan Jateng, dan Unnes ini telah memiliki rumusan strategis untuk mengembangkan pendidikan di Jateng, khususnya di pendidikan menengah. ”Melalui program ini, banyak sekolah yang telah terbantu untuk meningkatkan mutu manajemen pendidikan. Antara lain pelayanan pendidikan, pelatihan microteaching bagi guru dan active learning,’’ ujarnya.

Hal ini, kata dia, sesuai dengan PP No 4 dan 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan bidang pendidikan dan penataan organisasi. ”Saya berharap program ini dapat terus dikembangkan dengan kerja sama yang semakin solid,’’ tuturnya.

Jadi Fasilisator

Staf Ahli PR IV Unnes Hendi Pratama mengatakan, kerjasama ini akan berakhir pada Desember 2011 mendatang.
”Meski demikian, kerja sama serupa akan dilakukan pada 2012, juga pada bidang yang sama yaitu manajemen mutu pendidikan,’’ ungkapnya.
Principal Coordinator DBE Ajar Budi Kuncoro mengatakan, pada 2012 pihaknya bersama USAID akan mengadakan program yang sama dengan nama Prioritas senilai USD 90 juta untuk pendidikan dasar. Dia menyebutkan, dalam program DBE ini, pihaknya telah mempunyai sekolah mitra di sembilan kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Kudus, Grobogan, Jepara, Purworejo, Karanganyar, Klaten, Demak, Blora, dan Boyolali.

”Di setiap kabupaten, kami menerjunkan tiga orang fasilitator untuk melatih 15 guru dari sekolah yang ditunjuk untuk dilatih tentang manajeman pendidikan yang akuntabel, pola pembelajaran yang menyenangkan serta melatih kecakapan hidup,’’ ungkap Ajar. Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten untuk meningkatkan pembelajaran.
Ajar menandaskan, pelatihan ini untuk menjadikan guru tidak hanya sebagai tenaga pendidik, tetapi sebagai fasilitator. ”Artinya, di sini guru merancang kegiatan untuk anak lebih berpikir dan berbuat,’’ ungkapnya.(adj-75)


Tags: