Mendikbud: Guru Sains Tak Boleh Menyeramkan

Mendikbud: Guru Sains Tak Boleh Menyeramkan

Jakarta (Suara Pembaruan)- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud), Anies Baswedan akan mengadakan pelatihan guru sains dan matematika, agar kedua mata pelajaran itu tidak lagi menakutkan, tetapi menyenangkan siswa. Anies mengatakan, peran guru sangat penting untuk menumbuhkan kecintaan kepada sains, apalagi Indonesia tercatat memiliki jumlah ilmuwan yang sangat sedikit.

"Salah satu masalah utama dalam penumbuhan minat belajar dalam matematika dan sains, karena belum mulai saja siswa sudah takut," kata Anies, saat hadir dalam penandatanganan perjanjian kerja sama antara Sekolah Global Sevilla dengan institusi pendidikan dari Inggris, Barnsley College, di Global Sevilla Pulo Mas Campus, Jakarta, Kamis (12/3).

Anies mengaku sudah mengusulkan dalam rapat kabinet untuk meningkatkan kemampuan para guru sains dan matematika.

Pada 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan melatih 300.000 guru, termasuk guru sains dan matematika. Khusus guru sains dan matematika, pelatihan akan diutamakan dari sisi metodologi. Mereka akan diajarkan tentang cara menyenangkan dalam mengajar sains dan matematika.

"Guru-guru sains tidak boleh menjadi guru-guru yang menyeramkan," ujarnya.

Anies menambahkan, pelatihan guru akan dilakukan di seluruh Indonesia. Tim pelatih tidak perorangan, melainkan dipilih dari musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Pelatihan akan dilakukan di lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP). Terkait bahan, dia memastikan para guru mendapatkan materi terbaru sains dan matematika.

"Yang penting justru kita kumpulkan tekniknya. Materi harus dikembangkan juga. Jangan mengajarkan anak-anak dengan materi-materi sudah kuno, tapi metodologinya harus ditekankan," ujarnya.

Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2012 - 2014 disebutkan, rasio ilmuwan atau peneliti Indonesia sangat timpang, yaitu hanya 205 orang per satu juta penduduk. Terkait hal itu, Anies mengaku regenerasi ilmuwan dan peneliti sangat lambat, sehingga harus mendapatkan intervensi.

"Kita akan genjot pembangunan laboratorium, agar kita bisa meningkatkan kinerja sains kita yang juga masih rendah, bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga," ujar Anies.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Global Sevilla, Robertus Budi Setiono, mengatakan, fenomena siswa yang takut terhadap sains terjadi hampir di seluruh sekolah. Menurutnya, pihak sekolah dan guru harus kreatif membuat metode pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Robertus mengatakan, metode pengajaran guru harus variatif dan tidak terbatas di dalam kelas. "Anak-anak harus dimotivasi untuk menggeluti sains," katanya.

Global Sevilla merupakan sekolah yang didirikan oleh almarhum Nurcholis Madjid, Sudhamek AWS, dan Vincent Jaya Saputra. Kerja sama Global Sevilla dengan Barnsley College untuk penyelenggaraan Cambridge A Level Programme bertujuan untuk mendidik para siswa mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti matematika, fisika, biologi, dan kimia, dengan memakai standar kurikulum Cambridge A Level.

Kerja sama tersebut diadakan di Global Sevilla Pulo Mas dan Global Sevilla Puri Indah. Kedua sekolah itu akan memberlakukan kurikulum kombinasi, yaitu kurikulum Cambridge dan kurikulum nasional.

Suara Pembaruan

Penulis: Natasia Christy Wahyuni/FAB

Sumber:Suara Pembaruan


Tags: