Mendikbud : Pelaksanaan UN Bukan Ditunda Tetapi Disamakan

Mendikbud : Pelaksanaan UN Bukan Ditunda Tetapi Disamakan

Jakarta (Suara Pembaruan)- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, pelaksanaan Ujian Nasional Computer Based Test (UN-CBT), bukan ditunda, namun disamakan agar fokus pelaksanaannya 99,9 persen tidak terbagi dan konsentrasinya terfokus.

"Jka diselengarakan lebih awal nanti konsentrasi kita seakan-akan lebih mengfokuskan pada yang online, dari pada ujian kertas. selain itu agar orang tua, lingkungan, media masyarakat terfokus," ujar Anies di gedung Kemdikbud, Selasa (17/3).

Di tempat terpisah, Kepala Pusat Pendidikan (kapuspendik) Nizam, mengatakan, pelaksanan UN-CBT yang mundur dan akan serentak dengan ujian kertas untuk memberikan waktu kepada dinas menyelesaikan proses verifikasi penetapan sekolah yang benar-benar siap untuk melaksanakan UN-CBT, sehingga pelaksanaanya, sama-sama pada 13 April.

" UN-CBT ditunda agar pelaksanaannya serentak," ujar Nizam, Selasa (17/3).

Sejauh ini, berdasarkan data jumlah sekolah yang siap melaksanakan UN-CBT tingkat Sekolah menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar 700 sekolah. Namun, akan dilakukan verifikasi untuk penetapan sekolah yang benar-benar siap melaksanakan UN-CBT.

Menanggapi penundaan UN-CBT, Pemerhati dan Pembina Federasi Guru Serikat Indonesia (FGSI) Doni Koesoema, mengatakan, UN-CBT merupakan salah satu alat evaluasi, sehingga keputusan penundaan merupakan keputusan tepat dan baik.

Mengingat pemerintah belum siap untuk mengadakan UN-CBT. Namun, di sisi lain Doni menyayangkan alasan penundaan untuk menunggu kesiapan sekolah.

"Jika menunggu semua sekolah siap, kita tidak akan pernah melaksanakan UN-CBT," ujar Doni.

Persiapan matang untuk menyambut UN-CBT menurut Doni dapat dilakukan melalui 400 sekolah percontohan, yang setidaknya telah ditunjangi oleh fasilitas seperti komputer yang memadai. dan untuk tahap selanjutnya, dapat diterapkan ke sekolah-sekolah lain, yang siap dan tidak terpaksa melaksanakannya, karena keadaan tiap daerah berbeda.

Doni mengatakan, pelaksanaan UN-CBT sangat baik karena ramah lingkungan, tidak boros kertas, praktis,kebocoran soal dapat diminimalisasi yang dilihat dari sistem acak soal dengan pembobotan yang adil.

"Bahkan siswa dapat langsung mengetahui hasil ujian saat itu juga jika memang diinginkan,"tuturnya.

Sementara, untuk UN paper based atau UN mengunakan kertas, Doni mengaku tetap harus dikelola secara sama dan serentak di seluruh Indonesia, dengan cara penyebaran yang merata agar berjalan dengan baik.

Penulis: Maria Fatima Bona/FQ


Tags: