Meningkatkan Citra Guru

Meningkatkan Citra Guru

Oleh: Drs. H. SUKMANA
DI tengan pembangunan bangsa dan negara, guru itu kadang dibenci, kadang dirindukan. Benci, tapi rindu. Dibenci ketika seorang guru berbuat salah atau siswa merasa diperlakukan tidak sebagai-mana mestinya. Rasa benci tersebut sampai ramai dan menyebar di tengah-tengah masyarakat. Padahal, masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik antara siswa dan orangtua dengan guru. Bukankah guru itu orangtua kedua di sekolah? Begitu juga orangtua merupakan guru kedua di rumah, bukan? Di sini orangtua dengan guru bisa saling mengerti dan memahami pada posisi masing-masing untuk mendidik siswa.

Guru dirindukan pada saat siswa dan orangtua tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Guru dicari dan diminta bantuannya untuk mengatasi hambatan yang ada. Apabila masalah telah selesai, guru seolah-olah tidak dihiraukan lagi. Hal ini sesuai dengan ungkapan, guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Guru berbuat baik itu biasa. Guru berbuat salah luar biasa! Padahal, guru juga termasuk manusia biasa, tidak lepas dari segala kelebihan dan kekurangan.

Mengingat betapa pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan yang berlangsung di sekolah, kiranya perlu meningkatkan citra guru di tengah-tengah masyarakat Indonesia tercinta ini. Meningkatkan citra guru tentu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan dari semua pihak. Apabila ada kerja sama di antara pihak yang yang terkait diharapkan citra guru menjadi lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang.

Untuk meningkatkan citra guru tersebut, pertama-tama tentu harus dimulai dari guru sendiri. Dalam hal ini guru harus mempunyai kesadaran untuk senantiasa meningkatkan diri, baik dari segi pribadi, sosial, profesional, dan pedagogik. Secara pribadi, guru mempunyai kepribadian yang stabil dan baik. Dari sisi sosial, mempunyai kemampuan berkomunikasi yang efektif baik dengan siswa maupun dengan masyarakat. Secara profesional, guru menguasai materi atau bahan yang akan diajarkannya. Begitu juga secara pedagogik, guru mempunyai kemampuan dalam menyampaikan materi atau bahan pelajaran kepada siswa.

Dalam bekerja/bertugas, guru dilandasi dengan keikhlasan, tidak terlalu dibebani dengan harapan yang terlalu besar. Karena, apabila terlalu banyak berharap dan harapannya tidak kesampaian, akan kecewa. Dia akan menerima dan mensyukuri apa yang didapat sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakannya sehingga dalam kondisi apa pun akan berusaha bersemangat.

Kemudian, yang tak kalah pentingnya melakukan introspeksi diri. Apa saja yang telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan harapan siswa dan orangtua siswa. Seandainya sudah bekerja dengan baik, akan menjadi pendorong untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar lagi. Di sam-ping itu, ketika seorang guru melakukan kesalahan akan berusaha untuk memperbaiki diri agar di masa depan tidak terulang lagi. Karena yang paling tidak enak adalah jatuh ke lubang yang sama untuk ke-dua kalinya.

Langkah selanjutnya adalah adanya kemauan pemerintah untuk mengangkat citra guru. Dalam hal ini pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memperhatikan kesejahteraan guru, baik melalui peningkatan gaji maupun tunjangan-tunjangan lain. Dengan adanya peningkatan gaji yang layak akan berdampak pada kinerja guru. Guru akan cenderung bersemangat untuk mengajar seandainya mempunyai penghasilan yang memadai.

Guru selama mengajar tentu memerlukan sarana dan prasarana yang cukup. Untuk itu, secara bertahap, pemerintah harus berusaha melengkapi sarana dan prasarana belajar mengajar. Dengan sarana yang lengkap akan mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran di kelas. Guru akan bersemangat dalam mengajarnya dan siswa akan merasa senang selama mengikuti pelajaran di kelas. Pada gilirannya pelajaran dapat dipahami oleh siswa dengan baik.

Tidak lupa pemerintah memberikan kesempatan dan dukungan untuk meningkatkan profesionalisme. Untuk meningkatkan profesionalisme bisa dilakukan dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan atau memberikan beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan upaya peme-rintah yang optimal diharapkan guru mempunyai kompetensi yang mumpuni untuk mengemban tugas yang mulia ini.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah sikap dan partisipasi orangtua dan masyarakat. Karena, masyarakat dan orangtua tidak bisa lepas begitu saja dari guru. Untuk itu, orangtua dan masyarakat harus memberikan apresiasi. Orangtua dan masyarakat harus memberikan penghargaan atas jasa dan usaha guru dalam mendidik anak (siswa). Dengan adanya apresiasi ini, guru akan merasa diakui eksistensinya di tengah masyarakat.

Orangtua dan masyarakat sebaiknya memahami kondisi atau keadaan yang ada. Arti-nya, tidak selamanya guru bisa memenuhi harapan orangtua dan masyarakat karena guru mempunyai keterbatasan, baik waktu, tenaga, maupun kemampuan. Di samping itu, orangtua dan masyarakat tidak buruk sangka. Apabila ada masalah bisa dibicarakan baik-baik, tanpa dibarengi emosi yang tidak terkontrol.

Berikutnya, untuk meningkatkan citra guru, yaitu sikap siswa terhadap guru. Dalam hal ini siswa berusaha untuk menghormati guru. Siswa menganggap penting kehadiran guru di kelas. Karena siswa menyadari bahwa guru merupakan salah satu sumber belajar yang penting. Mendengarkan atau mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan seksama. Merasa bersalah ketika tidak mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.

Apabila dinasihati oleh guru, siswa melaksanakannya dengan baik. Begitu juga ketika diberi tugas, siswa mengerjakannya dengan segera dan baik. Dengan kata lain, segala perintah guru diindahkannya karena siswa menyadari bahwa apa yang diperintahkan guru demi kebaikan siswa sendiri. Tugas yang diberikan guru bukan suatu beban, tetapi justru merupakan kesempatan untuk maju dan berkembang. Berikutnya, siswa berbaik sangka dan melihat guru dari sisi positifnya, tidak terlalu membesar-besarkan kekurangan yang ada pada diri guru. Di sini siswa menyadari bahwa di balik kekurangan, guru juga banyak kelebihan atau kebaikannya. Kebaikan guru seharusnya menjadi teladan bagi para siswanya.

Akhirnya, dengan upaya yang dilakukan oleh guru sendiri, pemerintah, orangtua, dan masyarakat serta siswa diharapkan citra guru meningkat. Meningkatnya citra guru akan menimbulkan keba-nggaan bagi guru sendiri sehingga berusaha untuk melaksanakan tugas secara profesional. Sementara di pihak lain, akan menimbulkan rasa percaya yang tinggi terhadap guru dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (Penulis, Guru Pembimbing dan Pembina Mading SMAN 10 Bandung).


Tags: