Menteri Agama: Hakikat Agama Adalah Moderat

Menteri Agama: Hakikat Agama Adalah Moderat

Jakarta (Pendis) - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (LHS), berkesempatan mengisi acara Halaqah Pengembangan Pendidikan Islam (HAPPI) 2019 pada Senin (11/03) di Ancol Jakarta Utara. Acara yang diikuti oleh seluruh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota dan Kepala Biro pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ini mengusung tema Membangun Moderasi Beragama untuk Pendidikan Islam yang Maju dan Berbudaya.

Pada sesi yang didesain santai, LHS menerangkan secara panjang lebar program moderasi beragama yang diusung oleh Kementerian Agama. Menurut LHS, hakikat agama adalah moderat, tidak ada agama yang ekstrim.

"Itulah sebabnya nama programnya adalah moderasi beragama, bukan moderasi agama, karena agama hakikatnya sudah moderat, sementara yang perlu dimoderasi adalah perilaku manusianya" terang LHS.

Lebih jauh, LHS mengatakan bahwa esensi dari agama adalah akhlak. Oleh karenanya, terang LHS, pendidikan agama tidak sebatas transfer pengetahuan, melainkan bagaimana pengetahuan yang disampaikan oleh guru diwujudkan melalui pengamalan peserta didik.

"Agama bukan sebatas pengetahuan saja, bukan untuk didiskusikan atau diperdebatkan, tetapi untuk diamalkan," ucapnya.

Ketika membaca kitab suci, terang LHS, seseorang bisa jadi terjebak pada perilaku berlebih-lebihan atau ekstrim, baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Mereka yang terjebak pada ekstrim kanan terlalu berpaku pada teks dan mengabaikan konteks. Sementara, mereka yang terjebak pada ekstrim kiri terlalu mendewakan akal pikiran sehingga pemahaman dan perilaku mereka tercerabut dari teks.

"Perlu dilakukan upaya-upaya agar mereka yang berada pada dua kutub ekstrim itu kembali ke jalur moderat," ungkapnya.

Menurut LHS, tolok ukur untuk mengetahui apakah paham keagamaan ekstrim atau tidak adalah dengan kembali pada substansi agama yakni nilai-nilai kemanusiaan. Jika paham keagamaan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan maka paham keagamaan itu masuk kategori ekstrim. (Nanang/dod)


Tags: