Mewujudkan Sekolah Berwawasan Jender ===> Oleh : Wagiran

Mewujudkan Sekolah Berwawasan Jender ===> Oleh : Wagiran

Keadilan dan kesetaraan jender dalam bidang pendidikan merupakan salah satu instrumen penting keberhasilan pembangunan pendidikan suatu bangsa. Dalam konteks internasional, Indonesia sebagai salah satu penandatangan Kerangka Aksi Dakar (Education for All) berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender dalam bidang pendidikan pada tahun 2015. Keadilan dan kesetaraan jender juga merupakan salah satu instrumen penting dalam kerangka pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).
Dalam konteks nasional, komitmen pemerintah ditunjukkan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Jender dalam Pembangunan Nasioanl yang menginstruksikan kepada seluruh Departemen dan Lembaga Non Departemen di tingkat Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan perspektif jender (aspirasi, pengalaman, masalah dan kebutuhan laki-laki dan perempuan) ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan serta program pembangunan.
Salah satu upaya yang dipandang efektif dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan jender dalam lingkup pendidikan dan kini sedang dilakukan pilot project di berbagai daerah termasuk di DIY adalah perwujudan Sekolah Berwawasan Jender. Sekolah berwawasan jender dapat dimaknai sebagai suatu sekolah yang aspek akademik, sosial, lingkungan fisik maupun lingkungan masyarakatnya memperhatikan secara seimbang baik kebutuhan spesifik untuk anak laki-laki maupun untuk anak perempuan. Hal ini didasari keprihatinan masih terjadinya praktik-praktik pendidikan yang bias jender baik disadari ataupun tidak. Di satu sisi, sekolah merupakan wahana yang sangat cocok untuk menanamkan responsivitas jender sejak dini, namun di sisi lain, sekolah merupakan tempat potensial terjadinya bias gender.
Upaya mewujudkan sekolah berwawasan jender perlu dilakukan secara komprehensif dan bukan parsial. Oleh karenanya berdasarkan pengalaman penulis dalam mengembangkan sekolah berwawasan jender, upaya efektif yang perlu dilakukan antara lain: Pertama, perlunya sosialisasi menyeluruh berbasis sekolah. Sosialisasi perlu diberikan kepada seluruh warga sekolah baik guru, karyawan, pimpinan, siswa maupun komite sekolah. Hal ini agar seluruh komponen sekolah memiliki pemahaman utuh dan komitmen bersama dalam mewujudkan sekolah berwawasan gender. Kedua, perlunya penyusunan pedoman dan rencana operasional sekolah berwawasan jender. Pedoman tersebut paling tidak menyangkut karakteristik dan indikator yang dapat berfungsi sebagai lensa atau kacamata dalam menilai sekolah berwawasan jender. Melalui lensa tersebut pihak berwenang dapat menilai sekolah tersebut sudah berwawasan jender atau belum. Sedangkan bagi sekolah, lensa tersebut berguna bagi upaya evaluasi diri sampai sejauh mana kemampuan sekolah tersebut dalam mewujudkan sekolah berwawasan jender. Rencana operasional berfungsi sebagai guideline menuju sekolah berwawasan jender.
Ketiga, fasilitasi dan pendampingan. Hal ini dimaksudkan agar implementasi sekolah berwawasan jender lebih terarah, teratur, tepat sasaran dan tepat waktu. Tidak adanya pendampingan mengakibatkan sekolah mengalami kebingungan dan berjalan dengan persepsinya masing-masing sehingga hasilnya tidak efektif.
Keempat, Monitoring dan Evaluasi. Melalui proses ini dapat di rumuskan peta potensi, keberhasilan, dan hambatan pelaksanaan sekolah berwawasan jender.
Di samping itu dapat pula dirumuskan model implementasi sekolah berwawasan jender yang terbukti efektif. Kelima, diseminasi. Upaya ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan sekolah berwawasan jender dalam lingkup yang lebih luas. Dengan telah ditemukannya model penyelenggaraan sekolah berwawasan jender diharapkan proses diseminasi menjadi lebih cepat.
Selain lima langkah tersebut di atas salah satu aspek penting yang turut menentukan keberhasilan terwujudnya sekolah berwawasan jender adalah kemauan dan komitmen bersama dari berbagai pihak baik instansi terkait, sekolah, maupun masyarakat. Sinergitas antarinstansi terkait, sekolah, dan masyarakat merupakan kekuatan luar biasa yang akan turut menentukan keberhasilan sekolah berwawasan jender. Semoga terwujud. q - k. (2656-2011).
*) Dr Wagiran, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Kerja Sama UNY - SKH KR


Tags: