Mirip Kuliah, SMA ini Terapkan Sistem SKS

Mirip Kuliah, SMA ini Terapkan Sistem SKS

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Inovasi pendidikan yang diterapkan SMA Negeri 3 Purwokerto, mendapat apresiasi dari Indonesia Achievement Centre. SMA negeri yang berlokasi di Desa Kedungbanteng Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tersebut, mendapat penghargaan School Challenges Award 2015 kategori The Best Leading Education Of The Year yang ditandatangani langsung oleh Menteri Pendidikan.

"Kami mendapat penghargaan tersebut mampu menerapkan sistem SKS (Sistem Kredit Semester) dengan baik dalam sistem pendidikan di sekolah kami," kata Kepala SMA Negeri 3 Purwokerto, Warmanto, Rabu (11/2).

Penghargaan tersebut, diterima pada 6 Februari 2015 lalu. Dia menyebutkan, sebelum mendapatkan penghargaan tersebut, sekolahnya kedatangan satu tim dari Indonesia Achievement Center, yang melakukan penilaian. Penilaian dengan mengacu pada beberapa kriteria yaitu Quality, Performance, Responsibility, dan Attractiveness terhadap kepala sekolah, dewan guru dan lingkungan sekolah. "Hasilnya, ternyata sekolah dinilai layak mendapatkan penghargaan terbaik," jelasnya.

Dia menyebutkan, sistem SKS yang lazim diterapkan dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi tersebut, dia terapkan sejak tahun ajaran 2013-2014 bagi siswa baru yang baru diterima. Sementara kakak kelasnya, seperti siswa kelas XI dan XI, tetap menggunakan sistem lama karena sistem SKS harus diterapkan sejak anak didik masih duduk di kelas X.

Sebelum menerapkan sistem SKS tersebut diterapkan, pihak sekolah membentuk tim untuk menetapkan bobot kredit masing-masing pelajaran. "Setelah kami rapatkan, evaluasi dan konsultasi dengan Dinas Pendidikan, kami tetapkan bahwa total bobot nilai SKS yang harus ditempuh siswa untuk menyelesaikan pendidikan setingkat SMA adalah sebanyak 117 SKS," jelasnya.

Setelah pelaksanaan sistem SKS ini berjalan dua tahun, Warmanto menilai, sistem tersebut ternyata mampu memberi keuntungan lebih besar bagi siswa yang punya kecerdasan dan kemampuan akademis menonjol. "Dengan sistem ini, siswa yang memang cerdas bisa bisa menyelesaikan masa studinya hanya dalam waktu empat semester atau dua tahun," jelasnya.

Seperti saat menjelang pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2015 ini, ada 16 siswa angkatan 2013-2014 di sekolahnya, yang diajukan untuk mengikuti ujian nasional. "Mereka bisa mengikuti Ujian Nasional, karena telah menyelesaikan pelajaran dengan bobot 117 SKS dengan index prestasi sangat baik," katanya.


Tags: