MTsN 1 Palangkaraya Peroleh Penghargaan Sekolah Ramah Anak

MTsN 1 Palangkaraya Peroleh Penghargaan Sekolah Ramah Anak

Palangkaraya (Pendis) - Saat memasuki halaman MTsN 1 Palangkaraya terlihat ramai oleh puluhan anak berseragam pramuka. Kondisi halaman madrasah di Jalan AIS Nasution Palangkaraya ini memang begitu mengasikkan. Selain rindang karena terdapat beberapa pepohonan besar dan bunga-bunga indah, halaman madrasah itu juga terlihat rapi dan bersih. Tak satupun sampah tergeletak di halaman madrasah. "Kita terus budayakan hidup bersih dengan membuang sampah pada tempatnya. Di setiap sudut madrasah, kita juga siapkan tempat sampah 3R," ucap Kepala MTsN 1 Palangkaraya, Rita Sukaesih, saat berbincang dengan tim redaksi Majalah Cermien Kanwil Kemenag Provinsi Kalteng.

Pagi itu, tim Majalah Cermien sengaja bertandang ke MTsN 1 Palangkaraya untuk meliput perolehan penghargaan sekolah ramah anak nasional dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Penghargaan itu diterima langsung oleh Kepala Madrasah, Rita Sukaesih, di Swissbell Hotel Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 22 Juli 2017 lalu.

Menurut Rita, penghargaan berupa tropy dan piagam diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana S. Yambise kepada 17 sekolah dan madrasah yang terpilih se-Indonesia. "Untuk madrasah seingat saya ada tiga, MTsN 1 Kota Palangkaraya, MTsN 1 Ternate dan MAN Payakumbuh. Selebihnya adalah sekolah umum seperti SD, SMP dan SMA/SMK," ucap Rita. Untuk sekolah di wilayah Kalimantan Tengah, lanjut mantan Kepala MTs Muslimat NU Palangkaraya ini, ada tiga sekolah yang mendapat penghargaan yaitu SDN 4 Menteng, MTsN 1 Palangkaraya dan SMKN 3 Palangkaraya.

Dikatakan Rita, sebelum mendapat undangan sebagai penerima penghargaan, madrasahnya mendapat kunjungan tim verifikasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tim itu didampingi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemerintah Kota Palangkaraya. "Mereka meninjau langsung apakah madrasah ini betul-betul memenuhi kriteria sebagai sekolah ramah anak," ucapnya.

Menurutnya, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk menjadi sekolah ramah anak, diantaranya sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri dan nyaman untuk anak dan warga sekolah lainnya serta mampu menciptakan budaya sekolah yang peka terhadap kepentingan terbaik bagi anak. Selain itu, tambahnya, sekolah ramah anak juga wajib bebas dari asap rokok. Artinya tidak ada satupun guru pria yang diperbolehkan merokok di lingkungan madrasah. Apa lagi mengajar sambil merokok. Sekolah ramah anak juga harus bebas dari minuman keras, narkoba dan tindak kekerasan baik yang dilakukan antara orangtua dengan murid, antara guru dengan murid ataupun antara guru dan orangtua.

Syarat lain yang harus dimiliki sekolah ramah anak adalah memiliki toilet untuk jenis kelamin berbeda, yaitu laki-laki dan perempuan, memiliki tempat cuci tangan di setiap ruang kelas, dan sarana olahraga yang memadai serta memiliki kantin yang sehat. "Sekolah ramah anak juga harus mampu menciptakan budaya sekolah yang mengedepankan partisipasi dan kepentingan terbaik anak, mampu menerapkan disiplin positif, kepekaan sosial dan gotong royong sebagai bagian dari penerapan pendidikan karakter bagi siswa-siswi," ucapnya.

Diakui Rita, untuk mewujudkan sekolah ramah anak di madrasahnya, pihaknya tidak hanya membenahi bangunan, namun yang terpenting adalah membenahi mindset dan karakter anak didik dan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di madrasahnya. "Alhamdulillah, akhirnya kita berhasil mewujudkan madrasah ini sebagai sekolah ramah anak. Kami bangga atas perolehan penghargaan ini. Insyaallah akan kita jaga dan kita tingkatkan agar lebih baik lagi ke depan," pungkasnya. (rf/dod)


Tags: