Ngaji Orang-orang Penuh Inspirasi (NGOPI)

Ngaji Orang-orang Penuh Inspirasi (NGOPI)

Jakarta (Pendis) - Pada dasarnya menjalankan ibadah bulan Ramadhan adalah dalam rangka membranding diri menjadi orang-orang yang bertaqwa. Branding muncul dari karakter tangguh dari seseorang. Tokoh-tokoh inspiratif yang memiliki branding kuat banyak lahir di Pondok Pesantren.

Uraian itu disampaikan Imam Safe`i Direktur Pendidikan Agama Islam saat memberikan kuliah tujuh menit Ba`da Sholat Dzuhur di Mushola At-Tarbiyah Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Rabu (23/05).

Menurut Imam contoh dan laku kyainya banyak memotivasi dan menginspirasi, karena sarat nilai yang bisa diambil untuk bekal kehidupan. Sebagai contoh adalah sosok KH. Asep Saifuddin Halim yang kita dapat belajar dari sikap konsistensi (istiqomah), kerja keras dan komitmen mutu.

Diceritakan oleh Imam, KH. Asep Saifuddin Halim Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto tiap hari menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam dari Kota Surabaya ke Mojokerto. Beliau melakoni rutinitas secara konsisten berangkat di waktu fajar menuju Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang berlokasi di Mojokerto.

"Kita salut dan kagum di usianya yang tidak lagi muda Kyai Asep menjadi best practices dalam perannya mewujudkan pesantren yang bermutu," kata Imam Safe`i.

Sebagaimana diketahui PP. Amanatul Ummah sebagai salah satu pesantren yang telah mengantarkan peserta didiknya menembus perguruan tinggi terbaik di Indonesia melalui program akselerasinya. Selain kompetensi keagamaan (tafaqquh fiddin) diajarkan di pesantren, para santri juga diberikan pembelajaran ilmu-ilmu sains dan teknologi yang bagus.

Konsistensi atau nistiqomah menjadi kata kunci seorang kyai yang juga memimpin Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Pusat.

Tokoh inspiratif lain yang dicontohkan Doktor Evaluasi dan Penelitian Universitas Negeri Jakarta ini adalah dari Pendiri Pesantren Al-Asyriyah Nurul Iman Parung, Almarhum Habib Saggaf bin Mahdi yang berhasil menjadikan pesantrennya tempat pendidikan ribuan anak-anak yang kurang mampu (mustadhafin).

"Dari habib kita belajar manajemen pro poor menjadikan lembaga pesantren tempat pendidikan kaum yang terbatas. Ternyata berkualitas itu tidak harus mahal," kata Imam Safei.

Selain itu lanjut Imam, di pesantren ini para santri juga dibekali dengan pendidkan kewirausahaan seperti pertanian, perikanan, pembuatan roti, percetakan dan pengelasan (welding). PP. Nurul Iman kini dipimpin oleh Bu Nyai Wahidah dengan mengasuh santri kurang lebih 15.000 orang.

Bulan suci Ramadhan kita gunakan untuk menggali kisah-kisah menarik dari para pemimpin dan pengasuh pesantren yang inspiratif, kreatif dan inovatif.

Di penghujung ceramahnya, Imam mengajak semua jamaah yang mayoritas sebagai ASN terus melakukan kepeloporan-kepeloporan yang akhirnya menjadi branding masing-masing yang juga bisa menginspirasi orang lain. (RB/dod)


Tags: