Nur Kholis : Pengembangan Agama dan Keagamaan melalui Madrasah Internasional terbesar di Pulau Kalimantan

Nur Kholis : Pengembangan Agama dan Keagamaan melalui Madrasah Internasional terbesar di Pulau Kalimantan

Samarinda (Pendis) - Komitmen Kementerian Agama dalam memajukan pendidikan Islam semakin tahun semakin ditingkatkan, terutama pendidikan agama dan keagamaan. Ini dibuktikan dengan akan dikembangkannya Madrasah Internasional di Samarinda, sebagai pusat pengembangan agama Islam (Islamic Center) terbesar di Pulau Kalimantan. Hal tersebut selaras dengan pengembangan bidang pendidikan yang termaktub dalam Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Di era kabinet kerja, saat ini kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah harus senantiasa sinergi dan memiliki kebijakan yang berkesinambungan khususnya dalam Pendidikan Agama dan Keagamaan yang berkualitas. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Kementerian Agama melalui Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam, merespon baik keinginan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak yang ingin mengembangkan Pendidikan Islam di propinsi Kalimantan Timur dengan memberikan hibah lahan kompleks Islamic Center seluas empat hektar persegi.

"Penghibahan lahan kompleks Islamic Center yang saat ini berdiri di MAN I Samarinda sangat strategis untuk pengembangan kegiatan pendidikan agama dan keagamaan. Apalagi lanjutnya, tekad Gubernur Kaltim agar dibangun MAN bertaraf Internasional akan mengangkat martabat Pendidikan Islam di Pulau Kalimantan." kata Direktur Pendidikan Madrasah, Nur Kholis Setiawan di MAN I Samarinda, Sabtu (25/4), saat meninjau lokasi.

Komitmen Gubernur Kaltim, sangat sesuai dengan semangat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tertuang dalam Nawa Cita Presiden Joko Widodo.

Di tempat terpisah, Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara muslim dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Indonesia mempunyai jumlah lembaga pendidikan Islam terbesar dengan berbagai jenis layanan di dunia, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

"Kita mempunyai mimpi yang sangat besar agar Indonesia menjadi pusat keunggulan Pendidikan Islam di dunia, karena kita memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh negara-negara Islam lainnya. Kita harus bisa memanfaatkan bonus demografi penduduk. Ini akan menjadi milestone pada kemajuan Indonesia di masa yang akan datang menjadi bangsa maju dan besar ", Ujar Kamaruddin Amin.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Kalimantan Timur, H. Saifi menyebutkan pada tahun 2015 ini Kementerian Agama dalam hal ini Ditjen Pendidikan Islam telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 5 milyar guna pengembangan MAN I Samarinda.

"Target kita apabila dalam tahun ini sudah selesai proses hibah Islamic Center ini oleh Pemprov Kaltim, maka mulai tahun 2016 kami akan melaksanakan pembangunan MAN Internasional sesuai keinginan Gubernur Awang Faroek dan Kementerian Agama," ujar Saifi, sesuai arahan Nur Kholis dan Kamaruddin Amin.

Adapun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla merancang sembilan agenda prioritas, program itu disebut Nawa Cita. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Bidang Pendidikan menjadi salah satu prioritas pembangunan Presiden Jokowi dengan janji meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019 dan melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. (gie/sya/ra)


Tags: