Organisasi Kemahasiswaan Jangan Alergi Dengan Perubahan

Organisasi Kemahasiswaan Jangan Alergi Dengan Perubahan

Sumenep (Pendis) - Perubahan menjadi sebuah keniscayaan dalam mengelola organisasi kemahasiswaan. Penting juga mengawali perubahan dengan menulis, mengkaji dan menata mentalitas kita. Tidak memandang gagasan perubahan itu dari kampus negeri ataupun swasta, besar atapun kampus kecil.

Demikian dikatakan Ruchman Basori, Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI saat berkunjung dan bertemu dengan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Institut Ilmu Keislaman An-Nuqoyah (INSTIKA) Guluk Guluk Sumenep Madura, Sabtu (09/04/16).

Mahasiswa dan oraganisasi kemahasiswaan di lingkungan PTKI jangan alergi dengan perubahan, karena pra syarat kemajuan adalah perubahan ke arah yang lebih baik. "Perubahan harus diawali dari perubahan paradigma berfikir, cara pandang tentang pengelolaan manajemen organisasi kemahasiswaan yang solutif, melayani dan kebermanfaatan untuk masyarakat," kata Ruchman Basori.

Selain itu lanjut Ruchman, agar organisasi kemahasiswaan semacam Dewan Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa dan HMJ maju, harus melakukan perubahan demi perubahan untuk menjawab kebutuhan, dari sisi kelembagaan, orientasi program, kultur akademik dan nilai tradisi yang memungkinkan tumbuh suburnya potensi mahasiswa.

Di hadapan para aktivis mahasiswa intra kampus, Ruchman Basori juga menekankan bahwa perlakuan pemerintah terhadap perguruan tinggi negeri dan swasta sama, tidak di beda-bedakan, termasuk dalam pengembangan kemahasiswaan. "Saat ini momentum strategis bagi mahasiswa PTKI untuk mengembangkan diri secara optimal melalui berbagai program dan kegiatan sehingga pemikiran, bakat minat dan kepekaan nuraninya terasah dengan baik," tegas Ruchman.

Kegiatan pertemuan antara Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIS dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dihadiri oleh dihadiri oleh Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan Subdit Sarpras dan Kemahasiswaan Dikti Islam; Dr. H. Washil Hasyim, MA, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan INSTIKA Guluk Guluk Sumenep Madura; dan Dr. Maemun, MA, Wakil Rektor Bidang Akademik.

Pada kesempatan itu kandidat Doktor Universitas Negeri Jakarta ini menguraikan proyeksi program kemahasiswaan Dikti Islam seperti Pertemuan Mahasiswa Islam se-Dunia, Pertemuan Mahasiswa PTKI se-Indonesia, Kompetisi Majalah Mahasiswa Tingkat Nasional, Pelatihan Penelitian Mahasiswa PTKI, Workshop Deradikalisasi di kalangan Mahasiswa PTKI dan hal-hal lain untuk mengembangkan intelektualisme, profesionalisme dan social kemasyarakatan mahasiswa.

Diakui oleh Ruchman Basori, program-program kemahasiswaan masih berkutat pada kebutuhan dasar yang bernuansa bantuan seperti Bidik Misi Mahasiswa PTKI, Bantuan Tahfidzul Quran Mahasiswa PTKI, Bantuan Organisasi Kemahasiswaan dan Bantuan Mahasiswa Berprestasi PTKI.

Sememtara itu, Washil Hasyim, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan INSTIKA Guluk Guluk Sumenep Madura merasa gembira dengan kedatangan Kasi Kemahasiswaan Dikti Islam. Kepada pimpinan organisasi kemahasiswaan Washil Hasyim meminta untuk gemar membaca dab belajar terus menerus. "Hasil survey terbaru menunjukan masyarakat yang mempunyai kesadaran membaca di Sumenep baru 37%," kata Washil.

Washil Hasyim memandang Organisasi Mahasiswa INSTIKA berperan penting mempelopori gerakan membaca di Sumenep. Jadi pas sekali kalau saat ini Dema INSTIKA menggelar Pameran Buku dan Dialog Budaya dengan KH. Ahmad Thohari yang saat ini masih berlangsung kegiatannya.

(@viva_tnu/dod)


Tags: