PAI Tanpa Keteladanan Hasilkan ‘Instan Kamil’

PAI Tanpa Keteladanan Hasilkan ‘Instan Kamil’

YOGYA (KR) - Sistem pendidikan agama yang cenderung formalis dan miskin keteladanan akan menghasilkan anak didik yang ‘instan kamil’, bukan insan kamil. Untuk itu paradigma Pendidikan Agama Islam (PAI) perlu diperbarui, dari paradigma yang berorientasi pada nilai ke paradigma yang integratif-interkonektif (tauhidic paradigm). Pandangan itu dikemukakan Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Drs Muqowim MAg dalam orasinya pada acara wisuda sarjana S1 Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada (STAIMS) Yogyakarta di Balai Utari Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Sabtu (8/1). Menurut Muqowim, paradigma baru pembelajaran agama adalah perubahan cara pandang dalam pembelajaran agama agar belajar lebih bermakna. “Paradigma baru pembelajaran agama tidak berisi konsep tunggal, tetapi merupakan gabungan banyak pandangan yang sesuai pembelajaran agama bermakna dan humanis,” paparnya. Lulusan STAIMS yang diwisuda sebanyak 72 orang, terdiri 68 wisudawan jurusan PAI dan 4 wisudawan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Sebagai wisudawan terbaik PAI Dian Lestari Kurniawati dengan IP 3,90 dan wisudawan terbaik KPI Abdurrahman Syah Putra Batubara dengan IP 3,59. Ketua STAIMS Drs H Sayuti MPd berpesan kepada para wisudawan agar menyebarkan ilmu dan kebaikan yang telah diperolehnya selama kuliah. (No)-o


Tags: