Pelaku Pendidikan Islam menerima Penghargaan dari Kemenag

Pelaku Pendidikan Islam menerima Penghargaan dari Kemenag

Jakarta, - Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada para pelaku pendidikan agama Islam yang berkiprah di pondok pesantren, madrasah dan kepada para guru agama Islam di sekolah umum, dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke 65.


"Kami berharap dengan penghargaan ini dapat lebih memotivasi kita untuk lebih menggores prestasi," kata Menteri Agama Suryadharma Ali pada malam Apresiasi Bidang Pendidikan Islam di Hotel Borobudur Jakarta, Minggu (2/1) malam.


Pada kesempatan tersebut, Menag didampingi Sekjen Kemenag Bahrul Hayat dan Dirjen Pendidikan Islam Mohammad Ali secara langsung memberikan piagam penghargaan kepada para pelaku pendidikan yang jumlahnya tidak kurang dari 90 orang, antara lain; KH Azis Mashuri, Pengasuh Pondok Pesantren Aziziyah Jombang, Jawa Timur dan KH Mahrus Amin, pengasuh Pontren Darun Najah Jakarta, serta KH Masyhuri Mughni, pengasuh Pontren Benda Brebes, Jawa Tengah.


Menag mengungkapkan, banyak pihak yang salah paham bahwa Kementerian Agama hanya mengelola haji. Padahal dari sisi APBN, anggaran haji lebih kecil dibanding anggaran pendidikan di lingkungan Kemenag sebesar Rp 27 trilyun.


"Dari komentar di masyarakat tentang penyelenggaraan haji, seakan-akan Kementerian Agama tidak memiliki fungsi lain kecuali haji. Kita perlu ingatkan kementerian ini mengelola pendidikan dengan anggaran besar dan saya yakin dari tahun ke tahun naik," imbuh Suryadharma Ali.


SDA sapaan akrab Menag Suryadharma Ali mengatakan, sebagai bagian dari pendidikan agama dan keagamaan, Pendidikan Islam dengan berbagai variannya sudah melembaga dan bahkan mengakar pada masyarakat di negeri ini. Peran serta dan kontribusi masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan Islam sungguh sangat besar.


"Oleh karena itu, tugas negara melalui kementerian kita ini adalah melakukan fasilitasi dan memberi penguatan lebih lanjut agar pendidikan Islam makin maju sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman," tuturnya.


Dalam konteks ini, lanjut SDA, kita mengalokasikan anggaran untuk pendidikan dalam porsi yang sangat besar pada APBN Kemenag, dan setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan.


"Oleh karena itu, dalam kesempatan yang sangat baik ini saya menyerukan kepada segenap jajaran Kementerian Agama, terutama yang menangani bidang pendidikan, khususnya lagi Pendidikan Islam, agar terus meningkatkan mutu layanannya, serta mengemban amanah yang besar itu dengan jujur, profesional, penuh rasa tanggung jawab dan akuntabel," terang SDA.


Menag juga berharap, dengan anggaran pendidikan yang semakin meningkat maka diharapkan kualitas pendidikan juga meningkat, selaras dengan usia Kementerian Agama yang sudah mencapai 65 tahun sebagai usia yang memiliki kematangan dalam mengawal masyarakat, khususnya mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, mandiri, sejahtera lahir dan batin.


Kepada para guru agama, Menag mengimbau agar melakukan terobosan di sekolahnya masing-masing dengan menambah jam mata pelajaran agama secara ekstra kurikuler. Dengan demikian dapat menambah pendalaman pelajaran agama pada peserta didik.


Selain itu juga mengimbau para guru madrasah untuk mensosialisasikan gerakan masyarakat maghrib mengaji. "Para guru hendaknya membuat mekanisme bahwa anak kita pada saat maghrib melakukan aktifitas maghrib mengaji, bukan hanya mengaji Alquran tapi bisa mengaji ilmu-ilmu yang lain," pesan menteri.


Tags: