PENDAPAT GURU ; Ajarkan Sikap Terlebih Dahulu ===> OLeh : Tundung

PENDAPAT GURU ; Ajarkan Sikap Terlebih Dahulu ===> OLeh : Tundung

KEWAJIBAN utama seorang guru profesional, selain mengajar adalah mendidik. Hal ini yang sering dilupakan. Mendidik dalam arti luas maupun dalam arti sempit. Mendidik dalam arti luas, mendidik siswa dalam menghadapi lingkungn di luar sekolah maupun mempersiapkan bekal nilai-nilai sosial,etika dan kearifan akhlak mulia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi budaya di kemudian hari. Mendidik dalam arti sempit seperti sikap keseharian siswa di dalam ruang kelas, saat jam kosong, maupun interaksi siswa dengan warga sekolah di lingkungan sekolah.
Seandainya fungsi mendidik sudah dijalankan, mengapa masih banyak siswa yang berani sama guru, mencontek, kedisiplinan pakaian kurang, mencorat-coret tembok, kesopanan terhadap orang yang lebih tua mengalami penurunan, bahkan tawuran antarpelajar kita saksikan setiap minggunya? Tidakkah kita lihat di setiap jalan utama hampir semua rumah mendapatkan aksi coret tembok, siapa lagi pelakunya kalau bukan para siswa? Nongkrong tiap malam, perkelahian antarpemuda yang notabene para peserta didik yang melakukannya. Lebih nyata lagi, tiap pagi kita sak-sikan para pelajar tanpa helm menunjukkan aksi ngebutnya. Ya, itu adalah sebagian sikap jelek yang tidak boleh dimiliki peserta didik.
Dilematis tentunya bila guru mendapatkan tempat mengajar yang memiliki siswa dengan tradisi sikap jelek demikian. Di sekolah tersebut, sebagian guru yang telah menjalankan tugasnya mendidik, bisa dikatakan hampir seluruh waktunya habis untuk memberikan nasihat, pelajaran dan omelan-omelan kepada siswanya yang berakibat jam memberikan materi terkuras habis.
Ingatlah para guru profesional! Jangan berhenti, bahkan bosan menasihati, membimbing, mengarahkan siswa lantaran tidak adanya perubahan sikap. Seandainya dikatakan oleh teman anda, apa yang sudah anda lakukan tidak ada manfaatnya, maka jangan hiraukan dan tetaplah bersabar. Teruslah mencari metode yang bijak dari teman dan guru yang lain.
Sebaliknya, di sekolah yang memiliki input siswa dengan nilai yang tergolong tinggi, mampukah kita mendesain pembelajaran yang berbasis sikap (afektif) dengan mengutamakan nilai kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, menghargai pendapat orang lain,mengutamakan dan mendahulukan orang lain, kerja sama, komitmen tugas dan janji, keberanian dan ketegasan di atas kebenaran, kesopanan, kebersihan dan lain-lain?
Bagi penulis, mengajari sikap hingga mereka memiliki karakter yang baik untuk waktu sekarang maupun masa datang jauh lebih baik daripada membekali siswa dengan kompetensi yang belum tentu peserta didik pakai. Ingat pula tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang bagus, sehingga dapat menangkap materi pelajaran dengan baik. Tidak semua siswa harus diajar untuk menjadi seorang dokter, ilmuwan, profesor atau pejabat. Kelak para siswa harus siap menjadi pekerja yang di mata masyarakat dikatakan sebagai pekerja rendahan. Namun memiliki sikap yang baik harus dimiliki semua orang, lintas profesi, lintas daerah dan lintas apapun.
Oleh karenanya, perhatikan masalah pendidikan sikap ini sebelum yang lain. Jadikanlah kelas, sekolah, lingkungan, bahkan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat. Bangsa yang terkenal keramahannya dan budi pekerti yang luhur. Mengapa? Karena guru profesional mendahulukan mendidik sikap sebelum mengajarkan ilmunya. q - c
*) Penulis, Guru SMPN 2 Kalibawang Wonosobo.


Tags: