PENDAPAT GURU ; Melatih Peserta Didik Berpendapat

PENDAPAT GURU ; Melatih Peserta Didik Berpendapat

SEPERTI diketahui soal-soal ulangan umum (uji kompetensi) selalu dibuat guru, baik dalam bentuk esai maupun uraian. Guru sebagai pendamping membuat soal antara lima sampai sepuluh soal, kemudian pesera didik menjawab pada sehelai kertas uraian. Dari lembar jawaban tersebut memungkinkan guru untuk melihat beberapa hal terkait dengan pekerjaan yang diberikan kepada peserta didik, di antaranya tulisan bisa dibaca atau tidak, betul tidaknya cara penulisan, penggunaan huruf kapital atau kecil, kalimatnya runtut atau tidak dan apakah jawabannya benar atau kurang proporsional.
Bila ditelisik ternyata banyak aspek yang dapat dilihat dari jawaban peserta didik tersebut. Tulisan peserta didik jelas atau tidak sangat dipengaruhi oleh cara guru mengajarkan menulis saat peserta didik duduk di kelas satu SD atau TK. Guru yang teliti akan berkeliling kelas untuk mengetahui apakah peserta didiknya memegang pensil atau alat tulis dengan benar.
Soal berbentuk uraian mempunyai kelebihan yaitu dari jawaban peserta didik akan terungkap banyak hal yang merupakan feed back kepada guru sejauh mana pembelajarannya berhasil. Yang terpenting di sini perlunya peserta didik dibiasakan mengemukakan pendapatnya.
Sedangkan, sekarang ini hampir semua soal berbentuk pilihan ganda. Peserta didik tinggal memilih jawaban yang paling tepat sesuai opsi yang telah tersedia. Peserta didik yang pandai akan memikirkan mendalam sampai menemukan jawaban yang paling tepat. Sebaliknya, peserta didik yang kurang pandai akan asal jawab saja atau menggunakan cara spekulasi.
Karena ìaji pengawurannyaî itu, kadang mereka lebih dulu selesai dibandingkan dengan mereka yang serius. Repotnya, jawaban peserta didik yang asal saja tersebut, ternyata benar. Jadi nilai jawab soal pilihan ganda belum tentu mencerminkan kapabilitas peserta didik menguasai materi pelajaran.
Terlepas dari plus minusnya soal uraian dan pilihan ganda, disadari bersama, soal-soal tersebut substansinya adalah agar peserta didik bisa berlatih mengemukakan pendapat atau ide-idenya. Karena tak bisa dipungkiri, tuangan buah pikiran peserta didik menggambarkan luas dan sempitnya serta keruntutan cara berpikir mereka. Bila peserta didik tidak dibiasakan berpendapat, kemampuan mereka dengan isi yang berkualitas juga berkurang. Bila mereka dibiasakan berpendapat yang tersusun dalam kalimat yang runtut menunjukkan, cara berpikirnya juga runtut.
Dengan demikian, guru perlu memberikan pendampingan agar potensi peserta didik berpendapat ini dapat dioptimalkan baik di dalam maupun di luar kelas. Kiat-kiatnya bisa dilakukan, seperti pada saat apersepsi (membuka pelajaran) guru menugaskan peserta didik untuk membuat resume (ringkasan) dan manfaat pelajaran yang diberikan minggu kemarin. Atau pada akhir pelajaran, saat refleksi peserta didik dimohon untuk menanggapi materi yang diberikan atau kritik dan saran dengan berbicara di kelas.
Atau bisa juga, guru menugaskan saat pelajaran berlangsung agar masing-masing peserta didik membuat minimal 2 pertanyaan kepada guru untuk didiskusikan di kelas. Dengan cara demikian, pelajaran yang diberikan guru merupakan media dialogis. Pelajaran akan menjadi menarik, karena semua pro aktif. q - o
Penulis, Pendamping Seni Budaya
SMK Wiyasa Magelang


Tags: