PENDAPAT GURU ; Pendidikan (Kilat) Ramadan

PENDAPAT GURU ; Pendidikan (Kilat) Ramadan

BULAN Ramadan adalah momentum manusia berpendidikan untuk meningkatkan kualitas nilai kehidupan bagi diri maupun masyarakat. Ramadan adalah bulan yang disifati oleh Allah SWT sebagai bulan yang mulia, bulan yang penuh dengan limpahan barakah, ampunan serta sarat keutamaan. Setiap amal dilipatgandakan dengan pahala.
Begitu besar kemuliaan bulan ini, kita harus berlomba menyambut tamu ini dengan suguhan amalan-amalan yang bagus dan berkualitas. Bila di hari-hari biasa kita melewatkan hari dengan segala kesibukan duniawi, maka sejenak atau bahkan seterusnya kita berniat mengisi hari-hari ke depan dengan beragam amal serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita.
Dalam dunia pendidikan, bulan Ramadan juga dihormati dan diberlakukan khusus. Bagi siswa SD, SMP, SMA dan sederajat, diberi dispensasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dengan memulangkan mereka lebih awal dari jam biasanya. Hakikatnya, penyelenggara pendidikan ingin memberi ruang dan warna para siswanya agar bisa memaksimalkan kegiatan belajarnya di rumah, di masjid, di masyarakat dengan positif dan berpahala.
Pendidikan seyogianya bertujuan membentuk manusia yang berkarakter dan berakhlakul karimah. Penting artinya, ketika Ramadan seperti ini, siswa diberi wahana untuk memperbaiki karakter dengan membiasakan diri dengan amalan-amalan terpuji. Amalan yang bisa dipraktikkan siswa dengan adanya program pendidikan kilat ramadan (PKR). Meski sejatinya masih jauh dari ideal model pendidikan, namun paling tidak bisa menjadi pecut yang ampuh bagi mereka yang belum terbiasa. Pendidikan (kilat) Ramadan bisa diisi dengan kegiatan amaliah seperti tadarus Alquran, Salat tarawih secara berjamaah, muhasabah (revaluasi dan enstropeksi diri), memperbanyak sedekah dan masih banyak lagi amalan terpuji lainnya.
Pendidikan Ramadan seperti itu bisa dilatih dan dibiasakan kepada setiap siswa baik ketika di rumah maupun di sekolah. Dengan berjalannya amalan reliji ini, niscaya pendidikan yang dicita-citakan founding father bangsa ini akan terealisasi, yaitu menjadi manusia yang luhur dan berakhlakul karimah. Bagaimana tidak, pendidikan kita selama ini masih berkutat pada angka-angka nominal yang jauh lebih dipertimbangkan dan mendapat perhatian bahkan diberikan tambahan fasilitas yang dirasa masih kurang daripada mengarahkan pendidikan kepada sifat, nilai dan moral.
Maka dari itu, bulan Ramadan inilah saat yang tepat untuk mengembalikan ruh pendidikan kita agar tak tercerabut dari akarnya. Pada leluhur kita sudah mewanti-wanti dengan pendidikan luhurnya agar pendidikan kita bisa mewarnai bangsa ini bukan dari kuantitasnya namun kualitasnya. Semoga!.q - s
Penulis staf pengajar Madrasah Diniyah Nurul Ummah Kotagede.


Tags: