Pendidikan Karakter Bisa Cegah Korupsi

Pendidikan Karakter Bisa Cegah Korupsi

SEMARANG (Suara Merdeka)– Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sedang kehilangan integritas. Integritas yang rendah dianggap sebagai pendorong perilaku koruptif.

Pendidikan karakter menjadi dasar pembentukan integritas perorangan dan masyarakat. Peran dunia pendidikan sangat besar diperlukan untuk pencegahan korupsi.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Bidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wuryono Prakoso dalam diskusi di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Senin (23/2).

"Coba cari atau sebutkan tokoh Indonesia yang punya integritas? Susah kan?" kata Wuryono.

Ia mencontohkan tokoh yang memiliki integritas. Wakil Presiden RI pertama, Mohamad Hatta dan Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santosa.

"Kriteria orang yang memiliki integritas di antaranya memikirkan kepentingan publik, jujur dan konsisten pada kejujurannya," lanjut Wuryono. Karakter yang demikian harus dibentuk sejak usia dini.

Korupsi berkaitan dengan karakter atau jati diri bangsa. Bangsa yang memiliki karakter dapat memerangi korupsi dengan lebih mudah. Karena itu, pendidikan karakter bangsa harus diberikan kepada anak-anak di usia dini yakni ketika berada dalam pendidikan dasar dan menengah.

Pembantu Rektor IV Unika, Dr Marcella Elwina Simanjuntak menyebutkan, satuan pendidikan perlu menekankan pendidikan karakter yang memiliki integritas kepada peserta didiknya. Penyelenggaraan Kantin Kejujuran di sekolah dasar dan menengah, merupakan salah satu cara membentuk karakter jujur.

Pembangunan Komunitas

"Nila-nilai kejujuran, integritas perlu masuk dalam pendidikan. Dunia pendidikan kita memegang peran yang sangat besar dalam hal ini," tandas Marcella. Pihaknya mendukung KPK dalam memberikan pendidikan anti korupsi, termasuk ke sekolah-sekolah.

Salah satunya dengan memberi masukan penyusunan modul anti-korupsi untuk siswa sekolah dasar dan menengah yang dilakukan KPK. Menurut Marcella, dunia pendidikan harus bisa membasmi penyebab korupsi dengan pendidikan karakter.

"Pencegahan itu sangat penting, dengan membunuh penyebab korupsi melalui pendidikan. Kalau sudah sampai pada penindakan, itu hanya membasmi saja. Hanya menghilangkan simtom, tidak menghilangkan kausanya," terang Marcella.

Wuryono menambahkan, saat ini pihaknya mengembangkan model pencegahan dengan pembangunan komunitas. (H89-95)


Tags: