Pendis Latih 50 Kepala TU MAN dalam Tata Persuratan dan Kearsipan

Pendis Latih 50 Kepala TU MAN dalam Tata Persuratan dan Kearsipan

Bogor (Pendis) - Sebanyak 50 Kepala Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri dari wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta selama tiga hari akan dibekali dengan pengetahuan teknis mengenai kearsipan dan tata persuratan dinas.

Mereka akan diberi materi tentang kemampuan teknis mengarsipkan dokumen dan mengelola persuratan oleh para narasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin dalam sambutannya sangat mendukung pelaksanaan kegiatan ini. "Saya tahu tidak banyak orang yang tertarik dengan persoalan tata persuratan dan kearsipan, tapi saya memiliki komitmen untuk menyelesaikan persoalan ini," terangnya di Wisma YPI Ciawi Bogor (23/06).

Menurutnya, ketidaktertarikan orang pada dunia persuratan dan kearsipan itu lebih pada cara pandangnya yang menganggap persoalan ini tidak penting.

Padahal, lanjut pria alumni Universitas Bonn Jerman ini, semua negara maju, semua universitas maju selalu ditopang dengan pengelolaan kearsipan yang bagus.

"Tidak ada negara besar dan universitas bagus yang tidak didukung dengan sistem kearsipan dan persuratan bagus. Semua didukung oleh penataan arsip yang bagus," jelasnya.

Dia mencontohkan tempatnya kuliah S2 di Leiden University Belanda. Menurutnya, Leiden berhasil menjadi universitas terbaik di Eropa tentang kajian keindonesiaan tak lain karena didukung oleh dokumen keindoneisaan yang sangat bagus.

"Semua dokumen mengenai Indonesia mulai abad ke-14 tersimpan dengan sangat lengkap dan rapi di perpustakaan kampus," terangnya.

Karena pentingnya arsip dan tata persuratan itulah, Kamaruddin meminta para peserta agar mengikuti kegiatan dengan serius dan sungguh-sungguh.

Pria yang juga Guru Besar UIN Makasar ini menjelaskan, kesungguhan peserta sangat penting mengingat amanah besar yang diemban Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam mengelola pendidikan di Indonesia.

"Saat ini kita diberi amanah untuk mengelola 24 persen manusia Indonesia usia sekolah. Jika keseluruhan penduduk umur 0-25 tahun berjumlah 108 juta, maka 25 juta-nya sedang mengenyam pendidikan di lingkungan pendidikan Islam," terangnya.

"Amanah besar ini hanya bisa digerakkan maju jika ditopang dengan sistem yang bagus serta pengelola yang memiliki kompetensi teknis bagus, tanggung jawab dan integritas," tegasnya.

Keseriusan peserta, lanjut Kamaruddin pada akhirnya juga akan bermanfaat bagi dirinya dan juga lembaga pendidikan tempatnya bekerja. "Apapun pekerjaan kita, kita harus memiliki kemampuan teknis, termasuk instrumennya. Kalau kemampuan kita biasa-biasa saja, sama dengan kemampuan yang lain, maka kita pasti tertinggal," pungkasnya.

(beta/dod)


Tags: