Perguruan Tinggi Berperan Bantu Pemerintah

Perguruan Tinggi Berperan Bantu Pemerintah

JAKARTA (Suara Karya): Mahasiswa mempunyai potensi sangat besar, untuk turut membantu menyelesaikan persoalan sosial. Mereka (mahasiswa) bisa melakukannya melalui program kuliah kerja nyata (KKN).
Demikian dikemukakan Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufrie, usai memberikan kuliah umum di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Lebih lanjut dikemukakan Mensos, dalam situasi sekarang ini, dimana persoalan sosial sudah semakin kompleks, maka diperlukan banyak komponen untuk turut pula menyelesaikannya.
"Karenanya perguruan tinggi dari komponen akademisi juga diharapkan bisa turut berpartisipasi," ujarnya. Dikatakannya, perguruan tinggi salah satunya mempunyai program pengabdian masyarakat, kalau itu bisa dioptimalkan, bukan tidak mungkin bisa membantu pemerintah menyelesaikan persoalan sosial.
Untuk itu ke depan, Mensos mengatakan akan mengadakan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi. Dalam upayanya menyelesaikan masalah-masalah sosial.
Mensos mengemukakan, kian kompleksnya persoalan sosial, kalau tidak diselesaikan bakal menimbulkan bencana sosial. Menurut dia, sesungguhnya bencana sosial bisa terjadi di negara manapun.
"Tidak hanya di Indonesia, di negara maju sekalipun, bencana sosial bisa terjadi. Ingat di Inggris awal bulan ini terjadi kerusuhan yang begitu hebat. Itu merupakan bencana sosial," tuturnya. Karena itu, untuk meredam munculnya bencana sosial, pemerintah harus mampu menjalin kerja sama dengan komponen-komponen bangsa yang lain.
Perguruan tinggi dengan mahasiswanya, merupakan komponen tepat untuk mencegah munculnya bencana sosial. Apalagi melalui program KKN, mereka bisa ditempatkan di daerah-daerah pelosok atau terluar. Mahasiswa bisa memotivasi masyarakat umtuk terus menyatu secara kebersamaan.
Saat ini, disebutkan Mensos, di Tanah Air terdapat 22 kelompok penyandang kesejahteraan sosial. Di antaranya, anak jalanan, gelandangan dan pengemis (gepeng), anak telantar, serta para penyandang cacat.
Sesungguhnya penyelesaian masalah sosial bukan hanya berpondasi pada anggaran. Tapi, jati diri bangsa yang saling tolong menolong. "Itu pula yang menjadi dasar didirikannya rumah-rumah kesejahteraan sosial," ujarnya. (Dwi Putro AA)


Tags: