Pionir Ke-VII: STAIN Watampone Raih Medali Emas Sepak Takraw

Pionir Ke-VII: STAIN Watampone Raih Medali Emas Sepak Takraw

Palu (Pendis) - STAIN Watampone berhasil meraih medali emas pertamanya melalui cabang lomba sepak takraw beregu putra setelah melumpuhkan perlawanan IAIN Sultan Amai Gorontalo di babak final dengan skor 2-0 pada Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) ke-VII antar Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri se-Indonesia di Palu, Rabu (20/05). Sorak sorai para pendukung STAIN Watampone meneriakkan "nggak mau pulang, maunya juara," memberikan kekuatan tersendiri bagi mereka hingga akhirnya mampu menjadi jawara.

Dengan demikian IAIN Sultan Amai Gorontalo harus puas meraih medali perak. Sementara medali perunggu direbut oleh tuan rumah IAIN Palu setelah menang telak atas UIN Palembang di pertandingan perebutan tempat ketiga.

Pengalungan medali diberikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Palu, Muhtadin Dg. Mustafa.

IAIN Banten Sapu Bersih Medali Emas Catur Klasik

Sementara di cabang olahraga catur beregu, IAIN Banten berhasil memboyong dua medali emas sekaligus dari nomor catur beregu putra dan putri klasik. Pada pertandingan terakhir yang dilaksanakan Selasa malam (19/05), tim putra IAIN Banten bermain draw melawan UIN Makassar dengan skor 1,5-1,5 sehingga secara keseluruhan memperoleh total poin tertinggi 4,5 dari lima babak dan berhak memperoleh medali emas. Sementara medali perak diraih oleh UIN Jakarta setelah pada pertandingan terakhir menundukkan IAIN Pontianak dengan skor 2,5-0,5. UIN Jakarta berhasil mengumpulkan total 4,0 poin, sedangkan medali perunggu direbut oleh UIN Makassar yang memiliki total 3,5 poin.

Pada beregu putri, medali perak diraih oleh IAIN Purwokerto, sedangkan medali perunggu oleh IAIN Jambi. Sementara itu, IAIN Palu selaku tuan rumah harus puas berada pada urutan kelima dengan total poin 2,5.

Penyerahan medali dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Palu, Azma M. Marjun di depan gedung bundar dosen IAIN Palu.


Tujuh Peserta Desain Busana Lolos Babak Presentasi

Sementara untuk cabang lomba desain busana, dewan juri telah menetapkan tujuh peserta terbaik. Ketujuh peserta tersebut adalah Octa Tamara Allo (IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten), Anis Indriyani (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Nadya Alfi Fauzyah (UIN Malang), Oktaviani Palupi (IAIN Palu), Ike Ardianti (STAIN Ponorogo), Nurul Fajriah (UIN Sultan Syarif Kasim Riau), Futiha Alambara Amaan Ahmada (IAIN Surakarta).

Kategori penilaian meliputi pewarnaan profesional desain, teknologi desain, waktu, prinsip dan presentasi. Ketujuh peserta tersebut selanjutnya akan mempresentasikan hasil desain busananya pada Kamis besok (21/05) di lokasi yang sama.

Sementara itu, jumlah peserta lomba tersebut secara keseluruhan sebanyak 14 orang peserta, yaitu IAIN Banten, UIN Banda Aceh, UIN Jakarta, STAIN Jayapura, UIN Yogjakarta, IAIN Langsa, UIN Makassar, UIN Malang, IAIN Manado, IAIN Palu, STAIN Pekalongan, STAIN Ponorogo, UIN Riau, dan IAIN Surakarta.

Kebaharian Jadi Topik Riset Pionir ke-VII di Palu

Kebaharian menjadi salah satu topik riset yang ikut dilombakan pada Pekan ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) VII Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia di Palu Sulawesi Tengah. Dua topik lainnya tentang resolusi konflik dan agama.

"Topik kebaharian itu penting karena Indonesia saat ini sedang menjadikan kemaritiman bagian dari basis pembangunan nasional," kata Koordinator Hubungan Masyarakat Pionir VII Sagir M Amin, di Palu. Dia mengatakan perguruan tinggi Islam tidak boleh ketinggalan memberikan kontribusi pemikiran kepada negara khususnya dari sudut pandang agama.

(nank/dod/dod)


Tags: