![Plt. Direktur PD-Pontren: Pesantren Bukan Jago Kandang Tetapi Kandang Jago](/storage/pictures/posts/16_9/mid/8656.jpg)
Plt. Direktur PD-Pontren: Pesantren Bukan Jago Kandang Tetapi Kandang Jago
Jakarta (Pendis) - Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Imam Safe`i, mendorong agar pesantren dari paradigma jago kandang menuju kandangnya jago. Artinya, pondok pondok pesantren yang semula melahirkan orang-orang hebat di lingkungan dirinya semata kini didorong hingga melahirkan lulusan yang menjadi tokoh atau orang-orang hebat.
Hal ini terungkap saat mengikuti "Final Workshop" atas kajian ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership) untuk studi 046 & 047 tentang Study on Skills Enhancement in Senior Secondary Madrasah and Study on Developing Capacity of Pesantren. Kegiatan itu diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta, 3 April 2017 yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, sejumlah kepala subdit dan kepala seksi di lingkungan Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren serta di lingkungan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah (KSKKM), Inspektorat Jenderal, kalangan Pesantren, pimpinan Madrasah, perwakilan penggusaha, Asian Development Bank (ADB), stakeholder ACDP, dan Trans Intra Asia.
Menurut pejabat yang merangkap sebagai Direktur Pendidikan Agama Islam itu, ACDP hendaknya juga membuat sebuah standar penilaian atas kekuatan semangat di kalangan pondok pesantren. "Standar-standar formal biasanya tidak terpenuhi oleh pondok pesantren, namun niat atau semangat di kalangan stakeholder pesantren itu luar biasa. Untuk itu, perlu dilakukan mekanise untuk mengukur hal itu," papar Imam Safe`i.
Selain itu, pesantren perlu didorong "Dari pesantren apa adanya menuju pesantren apa-apanya ada," artinya pesantren mampu melahirkan banyak tokoh. Pesantren tidak hanya melahirkan ulama, tetapi juga pengusaha, pemimpin, hingga ahli doa. Khusus untuk PDF (Pendidikan Diniyah Formal) dan SPM (Satuan Pendidikan Muadalah) didorong untuk lebih spesifik, yakni menciptakan ahli ilmu agama (mutafaqqih fiddin) yang benar-benar diharapkan oleh masyarakat. (swd/dod)
POPULER
Kemenag Luncurkan Pedoman Implementasi Kurikulum Bagi Madrasah
- Rabu, 10 Juli 2024
Seleksi 7.962 Proposal, Tahap MYRES 2024 Capai 30 Besar
- Rabu, 10 Juli 2024
Direktur KSKK Madrasah: Reformasi Mutu Pendidikan di Madrasah Penting
- Jumat, 5 Juli 2024
Kemenag Gelar Peningkatan Kompetensi Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah
- Sabtu, 6 Juli 2024
7.962 Proposal Penelitian Masuk, Kemenag Mulai Proses Seleksi MYRES 2024
- Kamis, 4 Juli 2024
BERITA TERKINI
FTIK UIN Palu kerja sama IAIN Bone tingkatkan mutu akademik
- Selasa, 16 Juli 2024
UIN Ar-Raniry dan Kominfo Sepakat Jalin Kerja Sama Strategis di Bidang TIK
- Selasa, 16 Juli 2024
Satu Pesdik Madrasah di Kalteng Terpilih Ikut Kibarkan Bendera di IKN
- Senin, 15 Juli 2024
Copyright © 2021 Pendis Kemenag