Posdaya Pesantren Rakyat Oleh Mulyono D Prawiro

Posdaya Pesantren Rakyat Oleh Mulyono D Prawiro

Banyak hal menarik bisa dijadikan contoh bagi pesantren-pesantren yang ingin memberdayakan keluarga dan masyarakat, terutama dikaitkan dengan pengembangan Posdaya berbasis pesantren. Hampir seluruh penduduk desa di kabupaten itu telah akrab dengan Posdaya dan berbagai macam kegiatannya. Keberadaan Pesantren Rakyat ikut mewarnai corak Posdaya binaan Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang yang sukses mengembangkan Posdaya berbasis pesantren.
Ketua LPM UIN Maliki Malang, Dr Hj Mufidah Ch MAg, menjelaskan, pihaknya sangat komit terhadap pemberdayaan keluarga dan masyarakat karena ingin mengusung delapan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) yang menjadi target Pemerintah Indonesia dan dunia. Dalam upaya untuk meningkatkan indek pembangunan manusia (IPM) dan membantu pencapaian sasaran-sasaran MDGs tersebut, langkah-langkah nyata telah dilakukan dan terus dikembangkan oleh universitas Islam ini, utamanya oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM). Program andalan yang menjadi prioritasnya adalah pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pengembangan Posdaya berbasis pesantren.
Ada dua sasaran penting yang menjadi program unggulannya, yaitu Posdaya Pondok Pesantren dan Posdaya Pesantren Rakyat. Salah satu pesantren rakyat yang menonjol di Kabupaten Malang adalah Pesantren Rakyat Al-Amin, yang dipimpin oleh Abdullah Sam SPsi, seorang sarjana psikologi sekaligus ustat. Ustat yang begitu peduli terhahap masalah pendidikan ini, merasa tergugah untuk mendorong anak-anak Indonesia agar mengenyam pendidikan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan merangkul LPM UIN Maliki Malang untuk membantu remaja-remaja putus sekolah di wilayah sekitar pesantrennya untuk bergabung dalam Posdaya berbasis pesantren. Kepada mereka, para santri diberikan pelatihan dan ketrampilan, guna meningkatkan kemampuan, bagaimana memelihara kambing, beternak lele dan beternak jangkrik dan lain-lain.
Di samping belajar mengaji dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, mereka juga mendapatkan keahlian khusus yang diberikan oleh pengasuh pesantren rakyat dan dosen-dosen yang tergabung dalam LPM UIN Maliki Malang. Sebagai pembina, UIN Maliki Malang mendorong seluruh warga binaan, khususnya anggota Posdaya di sekitar pesanten rakyat untuk meningkatkan IPM Indonesia, khususnya dalam bidang kesehatan. Kemudian hampir seluruh keluarga di kampung yang Desa Sumberpucung, Malang ini didorong dan dimotivasi untuk meningkatkan produktivitas kerja dan belajar hidup sehat. Warga masyarakat pun diajak untuk menanam tanaman-tanaman bergizi di setiap halangan rumahnya. Selain untuk penghijauan dan memperindah halaman rumah, keluarga-keluarga tersebut juga bisa mendapatkan fungsi ganda. Yakni mendapatkan lingkungan hijau, sejuk, nyaman dan asri, karena dipenuhi dengan tanaman-tanaman bergizi, mereka juga bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan gizi anggota keluarga masing-masing.
Atas dorongan LPM UIN Maliki Malang dan Pengurus Pesantren Rakyat Al-Amin, lingkungan kampung yang dulu gersang, kini telah berubah menjadi kampung yang indah, sejuk dan asri. Tanaman-tanaman bergizi, seperti tanaman terong, cabe (lombok), bayam, tomat dan tanaman-tanaman bergizi lainnya menghiasi halaman rumah warga. Para remaja kampung pun telah memiliki keterampilan, antara lain keahlian bagaimana memelihara kambing, beternak jangkrik dan lele.
Ada hal yang menarik di pesantren rakyat di Malang. Pesantren ini mengembangkan program pesantren tanpa dinding. Artinya, proses belajar-mengajar dilakukan di rumah-rumah penduduk dan para santri langsung belajar bersama masyarakat, berbaur dengan masyarakat sekaligus untuk memahami kehidupan warga masyarakat setempat. Apabila masyarakat memerlukan modal untuk usaha, Bank Mini milik kampus UIN Malang siap membantu menyiapkan permodalan yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk mendorong anak-anak putus sekolah, LPM UIN juga memberikan bantuan pendidikan, yaitu dengan mengambil anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk disekolahkan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan contoh dan dorongan agar keluarga-keluarga mampu atau lembaga lain dapat mengambil semacam anak asuh untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolahnya. Bagi remaja putus sekolah juga disediakan pendidikan Paket A, B dan C, sehingga dengan demikian, IPM di daerah itu akan mengalami kenaikan yang menggembirakan.
Masuknya program posdaya di Desa Sumberpucung, beberapa perubahan mulai dirasakan oleh keluarga-keluarga khususnya mereka yang tergabung dalam kelompok posdaya. Perubahan itu dapat dilihat adanya peningkatan rasa percaya diri yang tinggi di kalangan warga masyarakat setelah memiliki usaha sendiri. Aktivitas masyarakat yang dulunya terlihat tidur, kini sudah mulai bergerak dan menunjukkan peningkatan. Pusat-pusat komunikasi dan informasi sudah mulai dibangun, sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengakses berbagai infomasi yang dibutuhkan. Kegotong-royongan masyarakat pun mulai muncul kembali dengan tingkat kepedulian masyarakat terhadap sesamanya semakin membanggakan.
Keluarga-keluarga sudah mulai akrab dengan tanaman-tanaman polibek, sehingga keluarga yang tidak memiliki tanah yang cukup luas, bisa tetap menanam tanaman bergizi di halaman rumahnya dengan menggunakan pot-pot atau memanfaatkan kaleng-kaleng bekas maupun plastik-plastik bekas atau barang-barang bekas lainnya. Bukan hanya itu, banyak di antara anggota keluarga memelihara kambing dan hampir tidak terlihat tanah-tanah kosong yang tidak dimanfaatkan. Lahan-lahan kosong yang dulunya dibiarkan, kini dapat dimanfaatkan dengan adanya posdaya.
Seluruh kegiatan masyarakat sengaja diarahkan kepada pencapaian sasaran MDGs dan peningkatan IPM. Selain tingkat kesehatannya bertambah baik, juga usia harapan hidupnya meningkat, karena kebutuhan gizi keluarga tercukupi, dan pendidikan terpenuhi. Bahkan anak-anak putus sekolah pun disertakan dalam paket A, B dan C. Sementara anak-anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu mendapat perhatian dari keluarga mampu dan LPM UIN. Khusus anak-anak muda yang memiliki ketrampilan didorong untuk mengembangkan usaha tertentu agar pendapatan keluarga meningkat. Semua itu memang demi pencapaian sasaran pembangunan MDGs dan peningkatan IPM Indonesia tahun 2015 mendatang. ***
Penulis adalah Dosen Pascasarjana dan Anggota Senat
Universitas Satyagama, Jakarta.


Tags: