Tangkapan Layar Zoom Meetings pada pelaksanaan Kuliah Umum Prodi SKI

Tangkapan Layar Zoom Meetings pada pelaksanaan Kuliah Umum Prodi SKI

Banda Aceh (Pendis)--Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Studium Generale International secara virtual, Rabu (26/10/2022).

Studium General yang mengangkat tema “Khazanah Intelektual Ulama Aceh” dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Syarifuddin. Turut menghadirkan dua narasumber Prof Dr Muhammad Mustaqim bin Mohd Zarif dari Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) yang sekaligus pakar di bidang naskah-naskah Melayu di Malaysia dan Direktur Pedir Museum Masykur Syafruddin SHum.

Ketua Prodi SKI, Hermansyah menjelaskan kegiatan Studium General atau kuliah umum diselenggarakan sebagai bentuk pengembangan pendidikan dan kerjasama UIN Ar-Raniry Banda Aceh, khususnya Prodi SKI, menuju kampus unggul. Hal itu juga bersamaan dengan Milad UIN Ar-Raniry ke-59.

Pada kesempatan tersebut, Prof Dr Muhammad Mustaqim bin Mohd Zarif dalam pemaparannya tentang “Legasi Intelektual Syeikh ‘Abbas Kuta Karang di Malaysia: Kasus Karya Qunu’ Liman Ta’attafa” menjelaskan bahwa menurut kajiannya Syekh Abbas Kuta Karang merupakan ulama produktif yang telah banyak menulis kitab-kitab yang berkenaan dengan keagamaan, sosial budaya masyarakat pada masa itu. Bahkan, ulama sekaligus pejuang yang melawan Belanda telah menulis kitabnya sejak berada di Mekkah.

Sementara, Masykur yang tampil pada sesi ke dua membahas tentang “Sanad-sanad Keilmuan Ulama Aceh”.  Dalam materinya, Masykur menjelaskan bahwa jaringan ulama-ulama Aceh dalam beragam kitab dari khusus periode abad ke-18 dan 19.

Menurutnya, fakta saat ini banyak ulama-ulama Aceh terdahulu hanya diketahui empat serangkai, mulai Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatra’i, Nuruddin Ar-Raniry, hingga Abdurrauf Syiah Kuala. Selebihnya sangat jarang disebut dan dikaji oleh peneliti dan pelajar.

Faktanya, temuan Masykur dari sebagian koleksi yang telah ditelusuri ditemukan lebih dari 200 nama ulama Aceh yang tercantum dalam manuskrip. Bahkan sebagiannya tidak pernah disebut sama sekali.

Kuliah umum yang dilaksanakan setengah hari tersebut dihadiri oleh berbagai profesi dari dari dalam negeri dan luar negeri, seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Jerman, Turki, dan India. []

 


Tags: # SKI