![Proktor Akui Lebih Santai Saat Mengawasi Peserta UN CBT](/storage/pictures/posts/16_9/mid/7487.jpg)
Proktor Akui Lebih Santai Saat Mengawasi Peserta UN CBT
JAKARTA, KOMPAS.com - Proktor (pengawas utama) ujian nasional (UN) mengaku lebih santai saat mengawasi peserta ujian berbasis komputer atau computer based test (CBT). Pasalnya, semua teknis ujian sudah otomatis tanpa perlu pemberitahuan terhadap peserta ujian.
"Soal yang disiapkan ada ribuan. Jadi, peserta ujian tidak mungkin nyontek ke teman di sebelahnya, karena pasti berbeda. Pengawasannya jadi kebih santai," ujar proktor SMKN 12, Sumarti kepada Kompas.com, Senin (13/4/2015).
Sedikit memberikan gambaran, Sumarti mengatakan, jika menggunakan kertas lembar jawaban komputer (LJK) atau paper based test (PBT), pengawas akan membagikan soal satu persatu ke seluruh peserta ujian secara manual. Kemudian soal akan dibalik terlebih dahulu sebelum dikerjakan.
Sedangkan dengan CBT, katanya, proktor dan pengawasa pendamping hanya membagikan kartu ujian yang berisi password dan username. Setelah login, lanjutnya, peserta tinggal menunggu soal ujian ditampilkan. Namun, itu harus menunggu kode dari pusat terkait waktu memulai mengerjakan soal.
"Kadang kalau belum waktunya mulai, login aja belum bisa. Jadi, memang disesuaikan waktu yang ditentukan," terangnya.
Selain itu, menurutnya, siswa yang tidak terdaftar sebagai peserta ujian tidak bisa ikut ujian meski bisa login. Pasalnya, identitas peserta ujian telah tercatat otomatis dan tidak mungkin tertukar.
"Jadi ga ada penyusup ujian atau joki. Karena setelah login, sudah ditampilkan nama dan identitas peserta ujian. Setelah itu, baru soal ujiannya muncul, dan peserta dapat langsung mengerjakan," paparnya.
Seusai ujian, Pratiwi (18), siswi dari jurusan Administrasi Perkantoran 1, mengaku senang bisa menggunakan CBT. Menurutnya, sistem CBT lebih memudahkannya dalam menjawab pertanyaan soal.
"Alhamdulillah lancar. Gampang kok tinggal klik aja," timpalnya.
Sementara siswi lainnya, Adelya Syafitri (18) mengatakan, pelaksaan ujian dengan CBT tidak jauh berbeda dengan gladi resik yang dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan ujian. Siswi dari jurusan pemasaran I itu menilai, jika pakai PBT, pasti akan memakan waktu lebih banyak.
"Lebih enak ini (CBT) sih. Soalnya kalau pakai kertas (CBT) lebih lama, harus isi biodata. Kalau ini kan paling setelah login, tinggal isi token aja, terus pas soal muncul tinggal kerjain," ungkapnya.
POPULER
Kemenag Luncurkan Pedoman Implementasi Kurikulum Bagi Madrasah
- Rabu, 10 Juli 2024
Seleksi 7.962 Proposal, Tahap MYRES 2024 Capai 30 Besar
- Rabu, 10 Juli 2024
Direktur KSKK Madrasah: Reformasi Mutu Pendidikan di Madrasah Penting
- Jumat, 5 Juli 2024
Kemenag Gelar Peningkatan Kompetensi Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah
- Sabtu, 6 Juli 2024
7.962 Proposal Penelitian Masuk, Kemenag Mulai Proses Seleksi MYRES 2024
- Kamis, 4 Juli 2024
BERITA TERKINI
FTIK UIN Palu kerja sama IAIN Bone tingkatkan mutu akademik
- Selasa, 16 Juli 2024
UIN Ar-Raniry dan Kominfo Sepakat Jalin Kerja Sama Strategis di Bidang TIK
- Selasa, 16 Juli 2024
Satu Pesdik Madrasah di Kalteng Terpilih Ikut Kibarkan Bendera di IKN
- Senin, 15 Juli 2024
Copyright © 2021 Pendis Kemenag