PTS Cari Untung Akan Terseleksi

PTS Cari Untung Akan Terseleksi

JAKARTA - Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia harus melakukan berbagai upaya strategis untuk bisa bertahan dari persaingan yang sangat ketat, baik dengan PTS dalam maupun luar negeri.

“Dalam beberapa puluh tahun ke depan, PTS yang hanya mencari keuntungan semata akan terkena seleksi alamiah,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) yang juga Rektor UII Edy Suandi Hamid di Jakarta

pada penandatangan nota kesepahaman (MoU) cara Investasi SAP dengan Universitas Islam Indonesia (UII) di Jakarta, belum lama ini.

Acara tersebut juga dihadiri Direktur SAP Indonesia Singgih Wandoyo, Industry Principal Public Services South East Asia Adi Budinman, dan CEO Perdana Consulting Riyanto Gozali.

PTS-PTS yang tidak berkualitas jumlahnya semakin berkurang karena seleksi alam, pilihannya bubar, atau merger. Oleh karena itu, PTS harus melakukan upaya strategis tidak hanya bertahan, justru semakin besar, eksis masuk dalam level nasional atau internasional dengan mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dengan prinsip saling menguntungkan.

Kompetensi

Untuk mencapai hal itu, PTS harus memiliki kompetensi pendidikan yang baik, sehingga mampu berkompetisi dengan PTS lain. Universitas Islam Indonesia (UII) sudah menerapkan aplikasi System Application and Production (SAP) untuk meningkatkan efisiensi sistem administrasi dan aktivitas kampus.

Mengenai hal tersebut, Rektor UII Edy Suandi Hamid mengatakan, penggunaan SAP sudah dimulai sejak penandatanganan MoU pada 2007.

“Pada 2006 penandatanganan MoU telah dilakukan dengan SAP partner Perdana Consultant. Kemudian implementasinya sejak 2007,” kata Edy.

Hal itu bukan saja mengefisienkan aktivitas kampus, aplikasi ini juga bisa mendukung proses akademik.

“UII tengah menjadi World Class University. Karena itu, UII ingin meningkatkan kemampuan mahasiswa dan meningkatkan kinerja karyawan di lingkungan kampus,” katanya.

Aplikasi ini bukan berarti tidak selalu terjadi pemutusan hubungan kerja karena adanya sistem menggantikan tenaga manusia, tetapi justru memungkinkan untuk merekrut mahasiswa baru lebih banyak lagi.

“Dari forum universitas internasional yang saya pernah datangi, rata-rata tiap universitas menggunakan software SAP tersebut. Ini sesuai dengan misi UII,” lanjut Edy. (di-37)


Tags: