Dirjen Pendidikan Islam, Ali Ramdhani

Dirjen Pendidikan Islam, Ali Ramdhani

Bogor (Pendis)-Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus berupaya melakukan program prioritas berupa transformasi layanan Pendidikan Islam, tetapi tetap diimbangi dengan menguatkan literasi keagamaan (religeous literacy) peserta didik, ucap Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani ketika pembukaan kegiatan Rapat Kerja Direktorat Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah di Bogor, Selasa (15/3/2022).

“Dalam konteks mendidik harus sesuai dengan zaman, maka merupakan bagian penting ketika kita menyiapkan anak-anak bangsa, siswa siswa madrasah agar mereka memiliki kekuatan yang utuh ketika menghadapi tantangan zaman dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ucap Dhani.

Menurutnya, Religeous  literacy merupakan salah satu dari kecerdasan masa depan, yang harus dikuasai manusia yang hidup di abad ini.  Religeous literacy merupakan salah satu dari kecerdasan masa depan, yang harus dikuasai manusia yang hidup di abad ini, sehingga dibutuhkan keterampilan guru untuk mengkolaborasikan aspek-aspek keagamaan  dalam ruang digital yang ada.

“Pengembangan literasi keagamaan diharapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap keagamaan yang moderat, inklusif dan toleran”, terang Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.

Lebih lanjut bahwa dalam menghadapi dinamika zaman yang berubah dan berkembang dengan sangat cepat, selain memiliki keterampilan keagamaan yang baik  semua orang termasuk peserta didik perlu dibekali literasi kesehatan (healt literacy) untuk dapat hidup dengan Kesehatan yang lebih baik, literasi keuangan (financial literacy) agar memiliki pengetahuan yang memadai kejahatan-kejahatan keuang yang sedang marak terjadi, ucapnya.

Ramdhani menambahkan bahwa perlu juga menambah keterampilan  literasi digital (digital literacy) agar kita memiliki kemampuan memilih dan memilah berbagai informasi yang hadir di ruang digital, serta juga penting untuk menambah keterampilan  literasi numerik (numeric literacy).

Sementara itu, Direktur GTK Madrasah Muhammad Zain dalam laporannya menyampaikan terkait hal yang menjadi salah satu focus Direktorat GTK Madrasah yaitu Digital culture di lingkungan Madrasah.

“Kemenag bersinergi  dengan Kominfo telah menyiapkan ruang pembelajaran metaverse (ruang virtual) dan pelatihan-pelatihan bagi para guru dan tenaga kependidikan di Madrasah agar menjadi cakap digital,” ucapnya.

Zain juga mengharapkan jajaran Direktorat GTK Madrasah dapat bekinerja lebih baik, bukan hanya sekadar bekerja. Bekinerja lebih baik, artinya dating tepat waktu dan menghasilkan output atau hasil pekerjaan  yang dikerjakan, tuturnya.