Rp 55 Juta... Dukungan Khusus Anak Muda yang Berani Berkarya!

Rp 55 Juta... Dukungan Khusus Anak Muda yang Berani Berkarya!

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak anak muda berjuang di lapangan tanpa pamrih dan inspiratif menjadi penggerak bagi masyarakat sekitar untuk berubah menuju kebaikan. Semangat mereka berkarya dan berbagi itu merupakan mutiara bangsa sehingga perlu didukung. Mereka perlu ditemukan dan dibantu untuk semakin mengembangkan kiprahnya untuk Indonesia lebih baik di masa depan.

Melalui program Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (Satu Indonesia) Awards yang dilaksankan PT Astra International Tbk sejak 2010 hingga sekarang, mutiara bangsa yang tadinya terpendam, dimunculkan untuk diberi penghargaan dan pembinaan agar semakin mengembangkan karyanya dan menjadi inspirasi.

"Mengambil semangat Sumpah Pemuda, kami ingin pemuda-pemudi yang berkarya tanpa pamrih dan tanpa terkespos, bisa ditemukan dan dioptimalkan," kata Yulian Warman, Head of Public Relations Division PT Astra International Tbk di Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Satu Indonesia Awards Tahun 2016 dibuka hingga 8 Agustus. Anak-anak muda berusia maksimal 35 tahun bisa ikut mendaftar. Mereka akan mendapat dukungan dana senilai Rp 55 juta dan pembinaan untuk pengembangan diri dan aktivitasnya.

Kiprah pemuda yang tanpa pamrih memberdayakan masyarakat salah satunya ditunjukkan penerima apresiasi Satu Indonesia Awards Tahun 2015, Tutus Setiawan (35), pada Bincang Inspiratif Satu Indonesia Awards, Selasa (5/3/2016). Guru di salah satu sekolah luar biasa swasta di Surabaya, Jawa Timur, itu sejak 2003 mendirikan Lembaga Pemberdayaan Tunanetra.

Bersama rekannya yang juga penyandang tunanetra, lembaga ini ingin memberdayakan penyandang tunantera agar mandiri. Selain itu, dai juga memberikan edukasi pada keluarga penyandnag tunanetra, masyarakat, dan pemerintah untuk memberikan hak-hak penyandang tunanetra serta memberikan kesempatan untuk maju seperti halnya masyarakat lainnya.

Berbagai program pendidikan disediakan Tutus seperti pelatihan komputer bicara bagi tunanetra, bimbingan belajar bagi siswa tunanetra di sekolah luar biasa dan sekolah inklusi, layanan perpustakaan audio, kegiatan outbond untuk anak tuannetra, mengajarkan huruf braille ke keluarga. Lebih dari 200 penyandang tunanetra dan keluarganya mendapat layanan dari lembaga yang didirikan Tutus.

"Saya yakin, tiap orang punya jiwa sosial di dalam dirinya, tinggal mau dikembambangkan atau tidak. Saya ingin membuat penyandang tunanetra semakin mandiri dan termotivasi berani bersaing di tengah masyarakat," ujar Tutus yang menyelesaikan S-2 di Universitas Negeri Surabaya.


Tags: