Semangat Membaca dan Menulis Ilmiah

Semangat Membaca dan Menulis Ilmiah

EDUPARK UMS (Suara Merdeka)PENGEMBANGAN diri melalui individu mahasiswa dan dosen salah satunya adalah memupuk semangat membaca dan banyak menulis ilmiah. Untuk menulis karya ilmiah dalam berbagai bentuk, seperti artikel, buku, tesis, cerpen, dan laporan penelitian, tanpa banyak membaca tidak akan dapat berhasil dengan baik.

Membaca adalah sebuah jendela yang membuat seseorang bisa menelaah dan mengetahui segala sesuatu yang dimiliki orang lain dengan cara yang sangat mudah dan simpel. Mahasiswa dan dosen memiliki kedudukan yang sangat strategis pada lembaga pendidikan dan mereka selalu bergelut dalam keilmuan. Dengan kata lain, memiliki amanah "mencerdaskan kehidupan bangsa". Karena itu, mahasiswa dan dosen harus memiliki semangat yang tinggi untuk selalu membaca dan menulis ilmiah.

Berkaitan dengan menulis dalam konteks perguruan tinggi, Rose dan Nicholl ( Sukirno. 2010: 2-3) menyatakan, perubahan pada suatu abad diibaratkan prahara yang selalu menantang pengajaran dan cara belajar tradisional tidak banyak bermanfaat. Agar eksistensi dosen terus bermanfaat, dosen harus kreatif melakukan eksperimen cara belajar cepat dengan menggunakan strategi belajar menulis yang dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa. Jika model itu dieksplisitkan, sebagian besar dosen dapat menjadi pengajar yang sangat efektif dan efisien.

Selanjutnya disebutkan oleh Sukirno, satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam belajar menulis adalah seperti yang dinyatakan Rose dan Nicholl, bahwa cara belajar cepat adalah mahasiswa dan dosen mengakui setiap manusia memiliki cara belajar pribadi yang cocok. Sesuatu yang cocok dengan gaya belajar pribadi berarti belajar dengan cara alami. Sesuatu yang alami menjadi lebih mudah dan lebih cepat.

Sangat Berguna

As-Sirjani & Al-Madari. (2007: 133-134) menegaskan pentingnya "Baca, dan Tulislah!". Dijelaskan cara terbaik dan paling efektif untuk melakukan hal itu, adalah dengan menulis dan mengikatnya. Apa yang mesti ditulis? Anda bisa mengabadikan manfaat yang sangat berguna yang Anda dapatkan. Atau, menukil kutipan yang akurat, analisis yang jeli, atau bisa juga sistematika penyampaian yang baik serta kutipan dan hikmah yang menarik.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa membaca yang hanya sekadar membaca tanpa memiliki keterampilan menuliskannya pada dasarnya banyak kemubadziran, seandainya mendapat manfaat hanyalah sedikit. Karena itu, dalam kehidupan mahasiswa dan dosen perlu banyak membaca, akan tetapi harus ditindaklanjuti dengan menulis. Dengan kata lain, antara membaca dan menulis merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Menulis karya ilmiah semestinya harus dijadikan panggilan hidup.

Artinya, memang telah menjadi bagian dalam hidup. Ibarat tiada hari tanpa menulis, baik untuk menulis buku, menulis artikel, menulis cerpen, menulis laporan penelitian maupun yang lainnya. Hakim (2001: 14) menyatakan bahwa menulis dapat dijadikan sebagai profesi dan panggilan hidup, karena dari menulislah kita bisa hidup dan bisa berbuat baik untuk kehidupan dan kemanusiaan. Dengan menulis, kita berniat menyumbangkan ide dan gagasan untuk kebaikan umat manusia.

Ini tentu kepuasan rohani dan psikologis. Banyak cara yang dapat dilakukan agar seseorang dapat menjadi penulis ilmiah yang baik. Akan tetapi, untuk menjadi penulis yang baik tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus menjadi pembaca yang baik. Karena itu, harus memiliki semangat yang tinggi dalam membaca.

Membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Budaya membaca dan menulis ilmiah harus menjadi gerakan perguruan tinggi, khususnya bagi mahasiswa dan dosen, sehingga mahasiswa dan dosen betul-betul menjadi contoh bagi masyaarakat. (37)

– Dr Samino MM, Kaprodi PGSD FKIP UMS


Tags: