Sesditjen Pendis: Pertahankan Marwah Kementerian Agama

Sesditjen Pendis: Pertahankan Marwah Kementerian Agama

Surakarta (Pendis) - "Solo: The Spirit of Java, makna dari tagline ini adalah bahwa Solo merupakan intisari dan jiwa yang merepresentasikan kehidupan dan budaya Jawa," ungkap Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam (Sesditjen Pendis) Moh. Isom mengawali sambutan dalam Kegiatan Workshop Laporan Keuangan Program Pendidikan Islam Provinsi Jawa Tengah. Harapan yang sama diungkapkan oleh Isom kepada para operator Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Mereka diharapkan mampu menjadi duta yang merepresentasikan budaya kerja di Kementerian Agama dalam wujud Laporan Keuangan yang kredibel dan berkualitas.

Lebih lanjut dalam arahannya Sesditjen Pendis menjabarkan pesan dari Menteri Agama kepada para operator SAIBA dan SIMAK BMN seluruh Indonesia. Setidaknya ada dua hal yang menjadi pesan Menteri Agama kepada para duta akrual ini. Hal pertama bahwa Menteri Agama dan seluruh pimpinan mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras para duta akrual ini dalam menyusun Laporan Keuangan Kementerian Agama. Diuraikan lebih jauh bahwa Kementerian Agama merupakan satu dari lima Kementerian/Lembaga Negara yang diberi amanah anggaran terbesar baik di tahun 2016 ataupun tahun 2017. Setiap tahun Kementerian Keuangan memberikan penghargaan kepada Kementerian/Lembaga Negara penyusun laporan keuangan terbaik. Anggaran yang sangat besar di tahun 2016 yang mencapai hampir 60 triliun dan jumlah satuan kerja yang sangat banyak tidak menjadi halangan bagi Kementerian Agama untuk mendapatkan prestasi, hal ini terbukti pada tahun 2016 Kemenag memperoleh penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Kementerian penyusun laporan keuangan terbaik.

Tidak berhenti hanya sampai di situ, prestasi lain yang diraih adalah pencapaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini WTP merupakan opini puncak, opini tertinggi atas laporan keuangan. Adalah tugas semua duta akrual untuk menjaga prestasi ini. Pencapaian opini WTP ini merupakan marwah (martabat/gengsi/kehormatan) Kementerian Agama. Inilah pesan kedua Menteri Agama yang disampaikan oleh Moh. Isom. Hal lain yang disinggung oleh Sesditjen adalah penuntasan agenda kegiatan. Setidaknya ada 6 (enam) hal yang menjadi agenda besar yang harus dibahas dan dituntaskan melalui kegiatan ini. Keenam hal tersebut adalah: 1). Pendataan asset yang belum teregistrasi/terdaftar yang dijadwalkan harus tuntas pada akhir November, 2). penyelesaian jurnal tidak lazim, 3). Tidak lanjut penyelesaian pagu minus yang mencapai nilai sekitar 1,7 triliun; 4). Penyelesaian tindak lanjut penyederhanaan/likuidasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN); 5). Pembahasan Saldo tidak normal; dan 6). Pembahasan data suspend. Agenda utama tersebut harus segera digarap secara serius dan dapat diselesaikan sebelum 15 Februari 2018 sebagai batas akhir penyerahan laporan keuangan kementerian/lembaga kepada Kementerian Keuangan.

Menutup arahannya dalam kegiatan Workshop Laporan Keuangan Program Pendidikan Islam Provinsi Jawa Tengah, Moh. Isom selaku Sesditjen Pendidikan Islam berpesan agar setiap duta akrual di setiap satker bekerja dengan dilandasi keikhlasan dan profesionalitas, sehingga visi Pendidikan Islam yaitu "Terwujudnya Pendidikan Islam Yang Unggul, Moderat, dan Menjadi Rujukan Dunia Dalam Integrasi Ilmu Agama, Pengetahuan dan Teknologi" dapat terwujud sekaligus mencatatkan ikhtiar ini menjadi amal kebaikan segenap keluarga besar Ditjen Pendidikan Islam.

Turut hadir mendampingi Sekretaris Ditjen Pendis dalam kegiatan ini Kabag Keuangan Aceng Abdul Azis beserta para Kasubbag dan Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta H. Syamsudin. Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari dari tanggal 17 s/d 19 November 2017 dengan peserta kegiatan adalah para operator SAIBA dan SIMAK-BMN dari Kantor wilayah Kementerian Agama, PTKIN dan Kankemenag Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Total jumlah peserta daerah dalam kegiatan adalah 80 Peserta. (dwe/dod)


Tags: