Siswa Berprestasi Harus Diberdayakan

Siswa Berprestasi Harus Diberdayakan

JAKARTA - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berjanji akan memberikan kesempatan kepada para siswa berprestasi sampai ke jenjang pendidikan tertinggi. Namun Kemdikbud tidak bisa memberikan mereka akses ke dunia kerja.
”Kementerian hanya mengantarkan siswa-siswa berprestasi sampai di tingkat pendidikan tertinggi. Jadi, kalau sudah masuk urusan dunia kerja, itu sudah bukan urusan Dikbud,” ujar Direktur Jendral Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen) Kemdikbud Hamid Muhammad, kepada Suara Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, saat ini Kemdikbud sedang menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2012. OSN merupakan ajang kompetisi siswa berprestasi di bidang sains dan penyaringan bibit unggul untuk dapat berkompetisi di ajang internasional. Kepada para juara, pemerintah berjanji akan memberikan pembinaan dan beasiswa.
Hamid menuturkan, siswa berprestasi memang harus diberdayakan demi kemajuan bangsa.
Diharapkan, perusahaan-perusahaan milik negara ataupun nasional dapat melihat peluang dan memberikan akses kepada mereka.
”Jangan sampai, kemampuan dan potensi baik yang dimiliki anak bangsa itu justru dimanfaatkan oleh negara lain. Kita harap, kementerian lain seperti BUMN dan perusahaan-perusahaan nasional, multinasional dapat melihat dan menangkap kemampuan mereka sehingga mereka dapat diberdayakan di negara sendiri,” ungkapnya.
Membuka Akses
Terhadap lembaga penelitian, Hamid juga berharap dapat membuka akses bagi para siswa berprestasi itu.
”Sebab, tidak sedikit dari siswa berprestasi, khususnya di bidang sains, yang tertarik untuk menjadi peneliti,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengakui kurang memantau keberadaan siswa-siswa berprestasi, khususnya yang pernah mengikuti OSN dan olimpiade sains internasional.
Untuk itu, dia berencana membuat satu sistem sehingga keberadaan para siswa berprestasi tersebut dapat terus terpantau.
”Selama ini mereka terus terlepas dan tidak terpantau. Ke depan, kita buat satu sistem yang baik sehingga dapat kita pantau keberadaan mereka ada mana saja. Mungkin bisa dibuat satu komunitas,” terang Nuh. (K32-60)


Tags: