STAIN Tahbiskan Diri sebagai Kampus Kerakyatan

STAIN Tahbiskan Diri sebagai Kampus Kerakyatan

KUDUS (Suara Merdeka)- Menapaki Tahun Akademik 2013/2014, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus bertekad dan meneguhkan komitmennya sebagai kampus kerakyatan. Hal itu terlihat dari semakin tingginya kepercayaan masyarakat untuk belajar di perguruan tinggi Islam terbesar di wilaya pantura timur Jawa Tengah itu.

“Tahun Akademik 2013/2014 ini, jumlah pendaftar mencapai 4.338 orang, terdiri atas 3.978 pendaftar program sarjana (S-1) dan 360 pendaftar program Pascasarjana (S-2),” ujar Pembantu Ketua I Dr M Saekan Muchith MPd, Minggu (28/7). Dari ribuan pendaftar itu, lanjutnya, kuota untuk program S-1 hanya 1.900. “Adapun untuk Pascasarjana kursi yang disediakan 120 mahasiswa,” lanjutnya.

Saekan yang juga mengemban tugas di bidang Pengembangan Lembaga STAIN Kudus itu mengungkapkan, sebagai Kampus Kerakyatan, STAIN senantiasa memegang komitmen untuk mengembangkan keilmuan di satu sisi dan memperhatikan kemampuan (daya beli) masyarakat agar tetap mampu melanjutkan studi.

Dana Penelitian “Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk penyediaan bantuan dana penelitian dan penerbitan karya ilmiah bagi dosen, terbukanya kesempatan dosen melakukan kunjungan ke luar negeri dalam bentuk program pelatihan kepemimpinan, short course, presentasi karya ilmiah (call paper), dan kerja sama program KKN antara mahasiswa STAIN dan mahasiswa asing,” ujarnya.

Di sisi lain, STAIN juga menjaga keunggulan di bidang keilmuan dengan mengembangkan institusi sebagai Kampus Islam Transformatif dengan memacu kesuksesan intelektual tanpa mengesampingkan kelimuan untuk kehidupan akhirat.

“Dalam hal ini, STAIN Kudus mendorong karakter (perilaku) dalam tiga hal, yakni penggeseran dari teks ke konteks, dari teori ke aksi, dan dari individu ke sosial. Selain itu, juga dikembangkan penanaman watak santun, cinta damai, humanis, toleran, dan antikekerasan dalam menghadapi problema kehidupan,” tegas Saekan.

Kepedulian STAIN Kudus terhadap keberlanjutan studi masyarakat ditunjukkan dengan terjangkaunya biaya perkuliahan. “Kami memberlakukan uang kuliah tunggal (UKT) sebesar Rp 400.000 dan Rp 700.000. Dengan biaya ini, kami memprediksi sangat terjangkau oleh masyarakat, khususnya di wilayah pantura,” tandasnya. (H61-60)


Tags: