Tantangan Strategis Perguruan Tinggi

Tantangan Strategis Perguruan Tinggi

Kesejagatan merupakan tantangan cukup besar yang sedang dan masih akan dihadapi untuk masa-masa yang akan datang. Lebih lanjut kita dapat mengatakan bahwa kesejagatan merupakan tantangan strategis pendidikan tinggi dewasa ini. Strategis karena menyangkut kelangsungan hidup maupun kelangsungan misi yang diembannya. Mari kita merefleksi diri, bahwa dalam menyikapi globalisasi sebagai suatu fenomena dan proses yang memunculkan berbagai wajah, pendapat dan interpretasi yang menyebabkan berbagai jenis dampak dramatis pada manusia, budaya dan masyarakat. Kesejagatan tidak dapat direduksi hanya sebagai ekspresi ekonomi tentang perkembangan kebebasan dan persetujuan global dalam orientasi pasar secara eksklusif dan lingkungan persaingan. Kesejagatan harus dimengerti dan dianalisis sebagai fenomena multidimensional yang menyangkut berbagai bidang kegiatan dan interaksi lintas batas dan lintas kontinen, termasuk ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, etik, lingkungan dan personel. Kesejagatan menghadirkan tantangan dan persoalan serius bagi masa depan universitas. Kesejagatan mempertanyakan nilai-nilai utama pemberian pelayanan bagi universitas maupun masyarakat. Kesejagatan menekankan pada nilai-nilai tradisional universitas seperti otonomi, kebebasan akademik, riset dan penilaian mahasiswa di dalam pasar baru pendidikan yang mengglobal dan membutuhkan pemecahan terhadap masalah umum seperti mobilitas mahasiswa dan dosen, pengurangan bantuan pemerintah, relevansi kurikulum dan munculnya universitas yang berorientasi pada keuntungan. Dalam kenyataannya, kesejagatan membuka kesempatan baru dan keuntungan potensial, namun sekaligus menciptakan risiko dan ancaman. Meskipun demikian kita mempunyai alasan untuk optimis bahwa kesejagatan dapat diarahkan agar lebih memanusiakan, konsekuensinya pada orang, martabat, budaya dan masyarakat. Kesejagatan menawarkan kesempatan untuk memikirkan kembali dan memperkuat peran universitas yang menawarkan kebenaran, harapan, perikemanusiaan, perdamaian, persatuan, pembangunan sosial yang berkelanjutan dan menghapuskan kemiskinan, kekerasan dan ketiadaan toleransi. Oleh karena itu pendidikan tinggi terpanggil untuk memberikan pelayanan sebagai pemberi pedoman universal dan referensi praktis untuk menanamkan dan mengembangkan kesejagatan yang bertoleransi. Menanggapi kebutuhan globalisasi di pendidikan tinggi dan merumuskan orientasi pendidikan tinggi di masa depan, maka Perguruan Tinggi harus mempunyai nilai dan prinsip universal, sehingga mampu mewujudkan visi yang sudah ditetapkan. Yaitu menjadi Perguruan Tinggi terdepan dalam pengembangan Iptek yang dilandasi oleh disiplin, kejuangan, dan kreativitas dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Disiplin adalah semangat untuk selalu setia, tertib, tekun, rajin, kerja keras dengan penuh kesungguhan hati dan konsisten, dalam berproses, dalam belajar, dalam berkarya untuk merajut dan mewujudkan sebuah cita-cita besar. Kejuangan adalah nilai-nilai semangat tangguh, tekad keras, kuat membaja, ikhtiar tak pernah putus dan dilakukan dengan benar, dilandasi niat tulus, lurus dan mulia, serta kecintaan dan kebanggaan pada Negara dan Bangsa Indonesia, sepi ing pamrih rame ing gawe, dahulukan karya daripada pinta. Kreativitas contoh nyata, Kol. Sanders, pendiri Kentucky, dengan kreatif telah menciptakan resep ayam goreng yang khas dan memasarkannyapun secara kreatif melalui sistem waralaba, hingga sekarang telah memiliki cabang di lebih 80 negara di dunia. Contoh lain, Otto dari German menemukan dan memperkenalkan sebuah mesin, yang sekarang dikenal dengan sebutan mobil dan Thomas Alfa Edison menciptakan bola lampu pijar. Saat masa-masa revolusi fisik perjuangan kemerdekaan, Soedirman, tokoh pejuang kemerdekaan legendaris yang sangat rendah hati itu, dalam situasi yang sangat pahit, berhasil merumuskan doktrin perjuangan yang sangat kreatif dan brillian Total People’s Defence, atau yang lebih dikenal dengan sebutan perang gerilya. Terbukti ide kreatif Jenderal Soedirman, berhasil menceraiberaikan kekuatan musuh. Dengan semangat kreatif, kita akan selalu menang dalam menghadapi setiap tantangan zaman. Kita tidak akan pernah kehabisan gagasan dan ide untuk terus berkembang maju. Kita harus berpikir dan bertindak 2,3, 5 bahkan 10 , 20 langkah ke depan, dimana orang lain belum sempat berpikir. Kita jangan pernah berhenti berpikir lebih baik dan selalu lebih baik, dan selalu kembangkan gagasan kreatif dan inovatif di setiap proses, berkarya menuju cita-cita maupun impian yang ingin kita wujudkan sesuai visi, misi dan tujuan. Nilai seseorang, ditentukan oleh keberaniannya memikul tanggung jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya. q - g. (2499-2011). *) Prof Dr Didit Welly Udjianto MS, Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta dan Ketua APTISI Wilayah V DIY.


Tags: