Tetap Menulis Biar Sedikit dan Sulit

Tetap Menulis Biar Sedikit dan Sulit

BAGI yang sudah mahir menulis tentu saja tidaklah terasa sulit melahirkan sebuah tulisan. Entah artikel opini, laporan, resensi buku, puisi, cerpen atau apa saja sepertinya serba mudah. Kreativitas yang terasah dengan daya imajinasi yang bergelora membuat mereka begitu tampak mudah melahirkan karya tulis. Tapi bagi yang belum terbiasa, tentulah sebaliknya: serba susah.

Ketika tekad sudah bulat untuk setiap saat (periode: jam, hari, pekan atau bulan) harus menulis, maka di situlah bagi yang belum mahir akan timbul masalah. Menulis itu memang susah. Kemauan ada tapi kemampuan tak merata. Motivasi untuk membuat karya tulis sudah dimiliki tapi melahirkan tulisan tetap terasa melelahkan. Walaupun ada imajinasi tetap saja serasa ada kendala yang menghalangi.

Untuk keadaan seperti itu maka strategi dasarnya tentu saja harus diperbaharui tekad. Konsekuen dengan tekad untuk membuat tulisan sesuai target adalah kunci penting agar tulisan dapat ditelorkan. Katakanlah sesuai program (baca; tekad) harus menulis setiap hari, maka kokohlah tekad ini di dalam diri. Jangan goyang sedikit pun. Apa pun caranya, tetap berusaha untuk membuat satu karya. Pembaharuan tekad sangat akan menentukan.

Apakah itu tetap sulit? Tentu saja ya, jawabnya. Tidak ada yang mudah ternyata. Sesedikit apapun tulisan yang akan dilahirkan tetap memerlukan pemikiran, persiapa bahan, lalu menuliskan. Apalagi tulisan yang akan dipublikasikan ke khalayak ramai, tulisan itu semestinya berguna untuk orang ramai tersebut. Tidak elok untuk sekedar memuaskan perasaan sendiri, malah mengabaikan perasaan orang (pembaca) lain. Harus yakin bahwa tulisan yang akan disiarkan tetap ada gunanya walaupun hanya sedikit saja orang yang akan membacanya.

Sejatinya para penulis pemula –seperti saya, misalnya– memang harus memiliki tekad untuk konsisten menulis. Tentang periodisasinya tidak mesti terlalu rapat jika memang belum memungkinkan. Entah satu tulisan dalam sepekan bahkan per dua pekan, tidak perlu juga dipersoalkan. Yang utama tetap menjaga konsistensi lahirnya tulisan dalam setiap waktu yang sudah ditentukan. Dengan tekad itu tentu akan menggiring kita untuk mencari bahan-bahan tulisan.

Bagaimana bahan-bahan didapatkan? Membaca adalah cara utama disamping mendengar dan memperhatikan apapun yang terjadi di sekeliling kita. Dari bacaan, pendengaran dan pengamatan atas kejadian-kejadian yang ada itu akan dapat dilahirkan sebuah atau beberapa tulisan. Bahwa akan tetap sulit, jangan ditakutkan. Bahwa hanya sedikit yang akan terangkaikan, juga tidak perlu dikhawatirkan. Bahkan dianggap sampah dan tidak berguna oleh pembaca, juga tidak harus ditakuti. Pegang saja tekad itu: tetap menulis meski hanya sedikit dan terasa sulit.

Merasa sulit dalam membuat tulisan tidak harus mengecilkan nyali untuk terus menulis. Walau sedikit akan tetap sulit, itu memang benar. Tapi menjadi tidak benar jika kesulitan itu menjadi pembenar untuk tidak menulis. Itulah kesalahan fatal yang akan menghambat sebuah tulisan lahir. Maka menulislah terus walau dalam keadaan sulit untuk menulis.

Ada banyak pesan motivasi dan inspirasi dari para penulis handal yang dapat kita pedomani. Blog kroyokan ini juga sangat besar dan banyak andilnya memberi motivasi dan inspirasi untuk menulis setiap hari. Imajinasi yang tumpul terkadang juga kembali muncul melalui tulisan-tulisan yang dimuat di sini. Akhirnya memang akan kembali kepada diri sendiri. Yang memutuskan juga diri sendiri. Salam.

Sumber, Kompas Cetak tanggal 25 Juli 2013


Tags: