Tinggi, Minat Belajar PLRT di Singapura

Tinggi, Minat Belajar PLRT di Singapura

BATAM, KOMPAS.com - Minat belajar Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) asal Indonesia yang bekerja di Singapura tinggi. Selama tiga tahun terakhir, mereka yang mengikuti program di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja (P3K) Indonesia-Singapura, jumlahnya terus bertambah.
Dihubungi di Singapura, Rabu (30/3/2011), Ketua Komite Pelaksana P3K Indonesia-Singapura, Fahmi Aris Innayah, menyatakan, para PLRT yang mengikuti program itu setiap tahunnya semakin banyak. Menurut Fahmi, hal itu menunjukkan tren yang positif.

"Jumlah peserta untuk periode sekarang adalah yang terbanyak sejak P3K Indonesia-Singapura dibuka pada tahun 2009. Angkatan pertama berjumlah 512 orang, sekarang sudah 905 orang," kata Fahmi.

Ia memaparkan, sebanyak 905 siswi tersebut terdaftar untuk periode Maret-Agustus 2011. Mereka terdiri dari 287 siswi program komputer dasar, 150 siswi program Bahasa Inggris, 64 siswi program menjahit, 37 siswi program pendidikan kejar Paket B, 184 siswi program pendidikan kejar Paket C, dan 128 siswi program universitas terbuka (UT).

"Saya dengar pertama kali ada program pendidikan dan pelatihan untuk PLRT di Singapura dari teman dan radio. Daripada hari Minggu keluyuran, lebih baik saya belajar Bahasa Inggris di P3K sekalian kumpul teman-teman," kata Bibiana Bhusang (20), PLRT asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Sekretariat P3K Indonesia-Singapura Yaya Sutarya mengatakan, sebenarnya masih banyak banyak PLRT yang berminat mendaftar. Namun, karena keterbatasan kapasitas, mereka yang tak kebagian tempat diarahkan mendaftar pada periode berikutnya.

Keterbatasan kapasitas itu, menurut Yaya, terutama berkaitan dengan jumlah tenaga pengajar. Mayoritas pengajar adalah guru yang juga mengajar di Sekolah Indonesia-Singapura.

Ketua Himpunan PLRT di Singapura Sumarni Markasan, menyatakan, belum semua majikan mengijinkan PLRT-nya mengikuti P3K. Alasannya bermacam-macam. Salah satunya adalah masih ada majikan yang tak memberi akses keluar kepada PLRT.

Biaya dicicil

P3K Indonesia-Singapura adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura khusus untuk PLRT. Kegiatannya diselenggarakan setiap Minggu di Sekolah Indonesia-Singapura.

Untuk mengikuti pendidikan itu, tiap peserta P3K dikenai biaya per semester Rp 50 dolar Singapura atau sekitar Rp 340.000. Sementara untuk program UT, biaya per semester 350 dolar Singapura atau sekitar 2.380.000. Biaya yang bisa dicicil dua kali itu telah meliputi semua biaya kecuali ongkos tutorial.

Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Wardana, P3K adalah salah bentuk penjabaran program perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI). Melalui konsep pemberdayaan tersebut, PLRT diharapkan semakin mandiri, percaya diri, dan memiliki bekal ilmu dan keterampilan yang cukup untuk bekerja.

Saat ini, lebih dari 86.000 PLRT asal Indonesia bekerja di Singapura. Di antara berbagai profesi para TKI di Singapura, PLRT adalah yang terbanyak.

Pada periode Maret-Agustus 2010 lalu, P3K Indonesia-Singapura meluluskan 595 TKI. Mereka terdiri atas 163 siswi program komputer dasar, 36 siswi program komputer lanjutan, 111 siswi program Bahasa Inggris dasar, 62 Bahasa Inggris lanjutan, 20 siswi program menjahit, serta 25 siswi program pendidikan kejar paket B dan C. Sebagian besar lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di P3K.

Murtini misalnya, menjadi lulusan terbaik program Kejar Paket C. Perempuan asal Ngawi, Jawa Timur, itu memastikan diri akan mengikuti program UTdi P3K Indonesia-Singapura.


Tags: