Tukang Tambal Ban Dirikan PAUD dan TK Gratis

Tukang Tambal Ban Dirikan PAUD dan TK Gratis

PEKERJAAN Kamidi (40) sehari-hari sebagai tukang tambal ban dan las di wilayah Kopok Kidul, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih. Bangunan tempat usaha sangat sederhana, berdinding gedhek dan beberapa genting pecah sehingga jika turun hujan peralatan kerjanya basah. Dalam benak lulusan STM 1 Wates jurusan mesin ini tidak terlintas kapan akan memperbaiki tempat usahanya.
Yang menjadi perhatian utamanya adalah memajukan kelompok bermain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) Permata Islam gratis yang sudah didirikan sejak bulan Februari 2009 lalu. Bapak yang dikaruniai satu putra ini tidak memiliki latar belakang pendidikan anak. Lulus STM tahun 1990 langsung merantau bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Pada tahun 2009 kembali ke kampung membuka usaha tambal ban.
Saat bekerja di Jakarta itulah yang memotivasinya mendirikan kelompok bermain dan TK di daerah asalnya. ”Untuk beramal tak harus dengan harta. Saya ingin berbagi ilmu dan pengetahuan dengan anak-anak,” tutur Kamidi ketika ditemui KR di bengkel tambal ban dan las, Senin (17/1).
Satu-satunya rumah tempat tinggalnya yang terletak di belakang bengkel tambal ban dan las diubah menjadi tempat kegiatan anak-anak. Ada sekitar 15 anak, saat pertama merintis kelompok bermain PAUD Permata Islam. Anak-anak itu berasal dari Desa Tawangsari dan daerah sekitar seperti Bendungan, Ngestiharjo dan Desa Ngestiharjo. ”Untuk mendirikan kelompok bermain PAUD pada awalnya hanya memiliki modal Rp 2 juta,” tutur Kamidi.
Setelah PAUD berjalan setengah tahun, mengembangkan membuka TK. Hingga kini sudah tercatat sekitar 32 anak yang terdaftar sebagai siswa kelompok bermain dan TK. Orangtua siswa tidak dipungut biaya pendidikan.
Untuk mendidik anak-anak kelompok bermain PAUD dan TK, Kamidi merekrut tiga pendidik perempuan. Satu orang sebagai kepala TK dibantu dua pendidik yang mengajar anak-anak. Biaya operasional dan gaji para pendidik mengandalkan infak dan sumbangan dari para donatur. ”Semuanya, terutama guru pengajar memang berniat untuk ibadah,” tutur Mijil Lestantun, salah seorang guru TK Permata Islam.
Kamidi berkeinginan kelompok bermain PAUD dan TK Permata Islam dapat membentuk generasi yang cerdas, takwa dan berkarakter untuk masa depan Kulonprogo. Kurikulum pendidikan menerapkan perpaduan antara kurikulum dari Dinas Pendidikan dan kurikulum pesantren anak.
Materi umum meliputi bermain, membaca dan menulis dan materi agama meliputi menghafal Alquran surat-surat pendek, doa-doa, iqra, wudu dan salat. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler meliputi latihan menggunakan komputer, kegiatan sosial penyaluran zakat, daging korban dan menjenguk teman atau tetangga sakit.
(Agussutata)- m


Tags: