Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron saat menghadiri Konferensi dan Diskusi aralel Akademisi PIAUD/PAUD se-Indonesia
Jakarta (Pendis)- Pendidikan usia dini memiliki peranan penting dalam membentuk karakter anak, maka mencetak guru-guru pendidikan usia dini yang mumpuni secara ilmu pengetahuan, akhlak dan kasih sayang turut menentukan karakter generasi penerus bangsa di masa mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron saat menghadiri Konferensi dan Diskusi aralel Akademisi PIAUD/PAUD se-Indonesia dengan tema Arah Kebijakan Strategis Kemendikdasmen RI dalam Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini, Selasa (3/6/2025) di Jakarta.
"Terimkasih kepada bapak-ibu sekalian, yang telah mendidik seperti orangtuanya, karena guru anak usia dini akan berperan seperti orangtua anak didik, mendidik sesuai usianya, dan juga mendidik karakternya. Ini sangat bermanfaat dan sangat menentukan, meskipun budi pekerti itu tidak bisa hanya dibangun dalam 1 hingga 2 tahun, tetapi seumur hidup, tetapi yang sangat berpengaruh itu saat anak-anak," tutur Sahiron.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga merespon berbagai usulan yang muncul terkait pendidikan anak usia dini, termasuk usulan dibentuknya Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Negeri, hingga penerapan Kurikulum Cinta dalam mendidik anak usia dini guna membentuk karakternya di masa depan.
Menurut Sahiron, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disiapkan naskah akademik yang kuat guna mendukung usulan pembentukan PAUD Negeri, naskah tersebut memuat berbagai penelitian terkait peran orang tua dalam mendidik anak dalam jenjang usia 3-4 tahun, kemudian hingga usia 5 tahun.
Dari hasil penelitian tersebut nantinya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul, urgensi pembentukan PAUD Negeri, sejauh mana orang tua mampu mendidik anak dalam rentang usia tersebut, hingga seberapa besar kebutuhan orang tua untuk dibantu oleh guru-guru PAUD dalam mendidik anak dalam rentang usia tersebut.
"Tanpa naskah akademik yang kuat ini tidak akan tercapai, termasuk pendirian RA Negeri, ini harus diperkuat dengan berbagai macam argumentasi akademik, bukan sekedar kemauan kita," tuturnya.
Sahiron menjelaskan, hal ini juga sejalan dengan Kementerian Agama yang tengah fokus dalam membangun kurikulum berbasis cinta, dimana hal ini sangat erat kaitannya dalam pendidikan anak usia dini.
Ia menyatakan, ada tiga potensi besar dalam diri manusia yang dapat dibentuk sejak dini. Potensi tersebut diantaranya akal, keinginan dan emosi. Kurikulum Cinta bertugas mengendalikan akal dan keinginan untuk menekan emosi, dimana pada anak usia dini, emosi lebih menonjol sebelum akal berkembang. Hal ini juga perlu diantisipasi para pendidik anak usia dini untuk mampu bertindak mengajarkan cinta dan kasih sayang berdasarkan akal dan kekuatan ruhani.
"Disinilah peran gurunya, bagaimana membantu anak kuat dalam habluminallah, hubungan manusia dengan tuhan dan bagaimana kemudian ini bisa terinternalisasi dalam dirinya, kemudian habluminannas, bagaimana mendidik anak dalam menyikapi pertikaian antar teman dan lain sebagainya, ini sejak anak berusia dini," tuturnya.
Tags:
PAUDBagikan: