Syahrozad Zalfa Nadia  dan Muhammad Qaishar Fathin bersama Menag

Syahrozad Zalfa Nadia dan Muhammad Qaishar Fathin bersama Menag

Palembang (Pendis)- Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas membuka kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) XV Tahun 2021 di Jakabaring Palembang yang berlangsung 9-14 November 2021 harus  berkomitmen menjaga dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, jangan sampai kegiatan PWN PTK (XV) menjadi penyebab timbulnya kasus terkonfirmasi negatif Covid-19, demikian salah satu pesan yang disampaikan Menag saat membuka kegiatan, Kamis (11/11/2021).

Upaya ini didukung  dengan alat yang diciptakan  dua santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, berupa robot deteksi dini penyebaran virus corona. Mereka adalah Syahrozad Zalfa Nadia  atau Ocha dan Muhammad Qaishar Fathin. Robot yang mereka rancang disebut "Amanum Cordet", yang merupakan kepanjangan dari Amanatul Ummah Corona Detected.

Menurut Syahrozad, Amanum Cordet menggunakan sistem berbasis IOT, dengan jaringan internet sebagai metode aksesnya. Dalam dapur pacunya, Amanum Cordet menggunakan Raspberry Pi3 sebagai micro controller. Robot ini dirancang  menggunakan tiga buah sensor IR. Satu sensor untuk deteksi suhu tubuh, dan dua lainnya untuk deteksi masuk dan keluarnya warga pesantren.

“Selain itu, fitur pada robot ini memakai LCD monitor sebagai penunjuk informasi visual, dan speaker sebagai output suara untuk memperjelas informasi kerja alat ini, serta satu motor servo sebagai portal masuk, dan satu lagi berfungsi sebagai sanitizer otomatis dengan catu daya menggunakan power supply 5Volt 3A” jelas Syahrozad yang memiliki sederetan prestasi Robotik di tingkat nasional dan internasional.

Lebih lanjut, Ocha menjelaskan cara kerja alat ini, yaitu jika  pengunjung yang masuk ke ruangan, harus berdiri di titik pengukuran yang berada di pintu masuk. Secara otomatis sensor dari alat ini akan langsung bekerja mengukur suhu tubuh. Jika terdeteksi suhu tubuh pengunjung lebih dari 37,5̊C, pengunjung tidak diperkenan masuk dan harus melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

“Apabila suhu pengunjung terdeteksi di bawah 37,5̊C dan kapasitas pengunjung masih tersedia, pintu akan secara otomatis terbuka dengan terlebih dahulu hand sanitizer menyemprot secara otomatis,” ucapnya.

Menurut Qaushar, robot ini diklaim mampu menjadi alat deteksi dini gejala orang yang berpotensi terserang virus corona dan bisa diterapkan pada kondisi seperti kegiatan PWNPTK (XN) ini.

“Alat ini mampu mendeteksi suhu badan secara otomatis melalui rekaman mobilitas dan kapasitas untuk mengetahui kuota yang tersedia sebelum masuk ke ruangan,” ucapnya menerangkan alat yang dipasang di depan ruangan opening ceremony PWN PTK (XV).

Qaushar menambahkan, robot ini juga akan memberikan informasi jumlah kasus positif, kasus negatif, keadaan zona terkini serta data peserta  yang telah divaksin 1 dan vaksin 2.

“Dalam skala besar, kami berharap prototype alat ini bisa dibuat secara permanen dan masal, sehingga bisa dimanfaatkan untuk lingkungan yang lebih besar, seperti lingkungan RT, RW, kelurahan, perkantoran, gelanggang olahraga, dan fasilitas umum lainnya,” tambahnya.

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Muhammad Ali Ramdhani mengapresiasi robot hasil ciptaan dan kreasi kedua santri ini.

“Semoga menjadi hal yang bermanfaat buat kemaslahatan dan nantinya dapat lebih dikembangkan  sehingga memberikan rasa aman dan nyaman serta mengurangi risiko penyebaran dan penularan virus Covid-19”, tuturnya.

 


Tags: # #PWNPWKXV