Madrasah Kesulitan Cari Sister School

Madrasah Kesulitan Cari Sister School

KUDUS- Madrasah kesulitan mencari sekolah di luar negeri untuk diajak bekerja sama dalam program sister school (sekolah kembar).

Madrasah dipandang sebagai sekolah pinggiran, sehingga tidak banyak sekolah di luar negeri yang berminat.

Kepala Sekolah MAN 2 Kudus Ahmad Rifan mengeluhkan kesulitan mencari sister school di luar negeri. Ia merasakan kesan "pinggiran" dari madrasah di Indonesia setelah mengunjungi Brunei Darussalam. "Madrasah dipandang sebelah mata di luar negeri," katanya.

Menurutnya, di era persaingan bebas madrasah mampu bersaing dengan sekolah nonmadrasah dari segi prestasi dan kemampuan intelektual. Selama ini sekolah negeri kerap mendapatkan sister school dari sekolah di luar negeri yang sama-sama dikelola pemerintah.

Ia menyerah terhadap adanya penilaian sepihak itu, sehingga target ke depan adalah mencari madrasah atau sekolah swasta yang bisa diajak kerja sama. "Sekolah di Malaysia atau Singapura yang akan kami gandeng untuk program sister school ini," katanya.

Ia memilih sekolah swasta atau madrasah, karena kemungkinan menjangkau kerja sama mudah dilakukan dibandingkan dengan sekolah yang dikelola pemerintah di luar negeri. "Singapura target utama kami, karena pendidikan di sana tergolong bagus," ujarnya.

Bidang Sains

Bidang yang akan diintensifkan kerja sama antarsekolah adalah sains, seperti Fisika, Kimia, dan Matematika.

Kepala Kanwil Kementerian Agama Kabupaten Kudus Hambali mengatakan, madrasah di Kudus akan diarahkan menjajaki pengembangan program sister school. Namun, sejauh ini belum ada langkah dan program yang disediakan untuk memacunya. Beberapa madrasah di Kudus sudah menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan di luar negeri, namun untuk sister school belum ada.

Saat ini di Kudus program sister school baru dipraktikkan oleh sekolah RSBI. Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Kudus Sudjatmiko, ada enam sekolah RSBI yang telah menjalin kerja sama. Di jenjang SMP ada dua, tingkat SMA ada dua, dan tingkat SMK ada dua. Negara tujuan program antara lain Turki dan Singapura.

"Manfaatnya untuk meningkatkan daya saing siswa agar sesuai dengan taraf internasional," ujarnya.


Tags: