Visiting Lecturer: Implementasi MBKM Berbasis Kolaborasi Perguruan Tinggi

Visiting Lecturer: Implementasi MBKM Berbasis Kolaborasi Perguruan Tinggi

Cirebon (Pendis) – Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan kegiatan “Visiting Lecturer: Implementasi MBKM Berbasis Kolaborasi Perguruan Tinggi” bersama tim Akademisi dari Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus. 

Dekan FUA, Anwar Sanusi membuka kegiatan ini secara langsung dan menyatakan rasa syukur yang sangat besar atas kedatangan para tokoh dari Kudus. Dalam sambutannya, Anwar menyampaikan profil singkat dari IAIN Syekh Nurjati termasuk program Internasional Mobility yang telah dilaksanakan dalam dua tahun ini pada Kamis, (07/03/2024).

Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus, Ahmad Atabik menyatakan rasa bangganya menjadi tamu kehormatan di Cirebon. Ia menyampaikan ada kesamaan progres yang sedang berlangsung di Kudus dan Cirebon, terkait transformasi perguruan tinggi.

Para narasumber sebagaimana yang telah dijadwalkan, dibagi ke dalam dua sesi panel. Abdul Karim yang juga merupakan Wakil Dekan 1, menyampaikan informasi penting mengenai program MBKM yang terbuka bagi mahasiswa FUA IAIN Cirebon untuk mengikuti kelas di IAIN Kudus, khususnya kelas Quranic Entrepreneurship. Beliu juga memberikan pemahaman mendalam tentang urgensi berwirausaha dalam Islam, dengan menyoroti ayat-ayat Al-Quran yang mendorong aktivitas ekonomi dan usaha. Ia menekankan perlunya penyesuaian dengan kebutuhan pekerjaan serta memberikan inspirasi “From zero to hero” bagi mahasiswa.

Selanjutnya, Umma Farida menyampaikan beberapa poin penting dalam sesi berikutnya dengan pembahasan terkait “hate speech” dan penanggulangannya dalam Al-Quran dan Hadis. Ia menyoroti dampak negatif media sosial terhadap masyarakat, terutama dalam konteks pemilu, dan mengajak untuk menerapkan prinsip crosscheck dan kebaikan dalam berkomunikasi.

Sesi kedua, dilanjutkan dengan Irzum Farihah yang membahas potensi pengembangan ilmu ushuluddin dan dampaknya terhadap motivasi beragama masyarakat Muslim pesisir. Pembicara selanjutnya, Muhammad Hasan Asyadily membahas teologi moderat Asy-‘Ariyah dan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. 

Pertemuan ini kemudian dilengkapi dengan pemaparan yang menarik dari Nuskhan Abid terkait etika Islam di media sosial menggunakan English Language Teaching (ELT) dengan menyoroti tantangan dan langkah-langkah untuk bersikap etis di era media sosial. Sesi tanya jawab yang kedua ini, berasal dari tiga orang mahasiswa mengenai tasawuf, perkataan yang baik, dan terkait persoalan shalat di tengah mahasiswa PTKIN.

Dengan acara yang penuh makna dan ilmu, kunjungan dosen tamu dari IAIN Kudus berhasil menciptakan ruang diskusi dan pemahaman yang mendalam mengenai Islam kontemporer dan tantangan yang dihadapi masyarakat Muslim saat ini. Semoga acara serupa dapat terus diadakan untuk memperkaya pengetahuan dan memajukan pemikiran para akademisi, khususnya di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan IAIN Kudus.