Ajang KSM dan Aksioma menjadi puncak penampilan kesuksesan akademik madrasah

Ajang KSM dan Aksioma menjadi puncak penampilan kesuksesan akademik madrasah

Malang (Pendis) - "Madrasah saat ini bukan lagi sekolah pelengkap, tapi madrasah saat ini jauh lebih baik," ungkap Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dalam sambutannya ketika membuka Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetensi Seni Olahraga Madrasah (AKSIOMA) di Stadion Gajayana Malang.


"Bertepatan dengan momentum tahun baru hijriah ini, madrasah harus bertransformasi. Madrasah tidak hanya mencetak siswa siswi yang mampu berdoa dan berzikir saja, akan tetapi madrasah juga mampu mencetak ilmuwan dan cendikiawan," ujar Menag, Selasa (5/11) malam.


Kompetisi Sains Madrasah dan ajang kompetensi seni olahraga madrasah yang baru pertama kali digelar ini dihelat di Kota Malang. Berbagai pagelaran sebelum pembukaan dipertunjukkan. Didahului dengan devile masing-masing kontingen dari 33 provinsi se Indonesia.


"Di sinilah, nilai lebih madrasah dari lembaga pendidikan lainnya, karena madrasah mencetak lulusan yang paripurna. Ajang KSM dan Aksioma pun dituntut harus menjadi puncak penampilan kesuksesan akademik. Dan menjadi barometer pendidikan madrasah di daerah", terang Menag.


Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam menambahkan, ajang KSM dan Aksioma ini juga diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas madrasah di setiap daerah. Karena ini wahana prestasi siswa madrasah di bidang sains, seni dan olahraga. Termasuk memotivasi dan menumbuhkembangkan budaya sains dan kompetitif di lingkungan madrasah.


Sementara itu Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Nur Kholis, dalam keterangannya di Jakarta menyampaikan "Kedua acara ini jadi komitmen kami untuk memberikan ruang dan wahana yang memadai bagi siswa madrasah sejak awal. Beragam gerai pameran hasil prestasi siswa madrasah juga akan dibuka untuk menunjukkan pada publik bahwa siswa madrasah juga bisa berprestasi."


Nur Kholis berharap kompetisi ini dapat menjadikan kegiatan yang positif bagi siswa madrasah di Tanah Air.


Puncak kemeriahan terlihat ketika 25 ribu siswa dan guru madrasah se Indonesia turut memenuhi stadion Gajayana, Kota Malang. Pertunjukan devile setiap kontingen menampilkan pakaian khas, semakin meriah dengan pagelaran seni budaya khas tuan rumah Malang, Jawa Timur. Seni topeng Malangan dan pagelaran sendratari melibatkan ratusan siswa madrasah kota Malang.


Kedua ajang tersebut merupakan perlombaan akbar siswa-siswi madrasah dari mulai tingkat ibtidaiyah hingga tingkat aliyah yang diikuti oleh 2.145 siswa-siswi dan 370 offisial madrasah se Indonesia. Bidang Sains yang diperlombakan ada 11 mata lomba, yang terdiri dari dua bidang bagi Madrasah Ibtidaiyah, yakni Matematika dan IPA, tiga bidang sains Madrasah Tsanawiyah, terdiri dari Matematika, Biologi dan Fisika dan enam bidang sains Madrasah Aliyah, Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi dan Geografi.


Dalam bidang sains siswa-siswi madrasah memperebutkan 198 medali. Sedangkan bidang seni dan olahraga mempertandingkan sembilan cabang olahraga dan tujuh seni.


Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Pejabat Eselon I dan II Kemenag Pusat, Kakanwil dan Kakankemenag Kab/Kota Provinsi Jawa Timur.

(ra/berbagai sumber)
Tags: