Foto bersama setelah diskusi seri ke-3 Klub Riset Bildung dan Genmaster

Foto bersama setelah diskusi seri ke-3 Klub Riset Bildung dan Genmaster

Jakarta (Pendis) -- “Riset merupakan salah satu ciri substantif atas produktivitas dan kontribusi insan akademik, utamanya di lingkungan kampus perguruan tinggi. Kemampuan dalam riset bagi insan akademik menjadi sebuah keharusan sekaligus menjadi daya kekuatan tersendiri. Oleh karenanya riset yang berkualitas perlu didorong bersama, terlebih melatih untuk melakukan riset sebaiknya dimulai sejak masih duduk sebagai mahasiswa”, demikian ungkap Suwendi, Pendiri Klub Riset Bildung sekaligus dosen sekolah pascasarjana (SPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurutnya, untuk menghasilkan riset yang baik, sekurangnya perlu 4 (empat) hal yang dilakukan. Pertama, membaca dan menulis sebagai bagian sikap akademik dalam mengkonsumsi dan memproduksi pengetahuan. Kedua, kemampuan untuk menemukan dari proses riset dan mempertahankan gagasan dan temuannya, sehingga aspek novelti dari riset dapat diterima dengan baik. Ketiga, mempublikasi dan memperoleh hak kekayaan intelektual, agar terjadi proses desiminasi sekaligus rekognisi atas temuannya. Keempat, membuka diri untuk bekerjasama (networking) atau berjejaring secara akademik dengan berbagai pihak.

Hal ini terungkap dalam Diskusi seri ke-3 yang diselenggarakan oleh Klub Riset Bildung dan Genmaster SPS UIN Jakarta di ruang Perpustakaan Riset Pascasarjana UIN Jakarta, secara blended dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), Selasa (12/12/2023). 

Diskusi dengan mengambil tema “Tips Menentukan Topik Penelitian” ini juga diisi oleh Arman Budiman, sebagai Ketua Genmaster sekaligus awardee BIB (Beasiswa Indonesia Bangkit) Magister Pengkajian Islam SPS UIN Jakarta.

Bagi Arman Budiman, memilih topik penelitian merupakan salah satu aspek krusial dalam proses penyusunan karya ilmiah. “Menentukan topik yang tepat membutuhkan karakteristik spesifik agar dapat dijelajahi secara mendalam dalam sebuah tulisan. Demikian juga, dalam menentukan judul perlu adanya objek formal, objek material, dan konsep”, ungkap Arman. Ia juga menambahkan bahwa ada beberapa sumber informasi yang dapat membantu menemukan topik riset yang menarik, yakni membaca literatur, mengamati fenomena, dan berdiskusi. 

Diskusi dipandu oleh Farhan Fuady, pegiat Klub Riset Bildung dan mahasiswa SPS UIN Jakarta. Menurut Farhan, kegiatan ini akan diadakan secara berkala dengan menyajikan materi-materi yang relevan dan menarik.

“Kegiatan semacam ini diharapkan dapat melahirkan generasi peneliti yang hebat. Klub Riset Bildung berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif dalam pengembangan kemampuan riset di kalangan mahasiswa dan akademisi. Bagi siapa saja yang berkeinginan untuk meningkatkan kapasitas diri di bidang riset, silakan ikuti kegitan rutin yang insya Allah akan dilakukan setiap hari Selasa di Gedung Perpustakaan Riset SPS UIN Jakarta ini”, pungkasnya.