Gedung UIN Saizu Purwokerto

Gedung UIN Saizu Purwokerto

Banyumas (Pendis) - Universitas Islam Negeri (UIN) Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) yang terletak di utara Alun-Alun Kota Purwokerto tampak megah dan mewah membelah jalanan. Kampus hijau ini telah beralih status sekaligus pengembangan dari Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, berdasarkan Perpres RI Nomor 41 Tahun 2021.

Pemberian nama UIN Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) itu dipilih dengan maksud memotivasi semua komponen atau civitas akademika, utamanya para mahasiswa untuk mengikuti jejak intelektual, Kiai Saifuddin Zuhri. Kiai Saifuddin Zuhri adalah tokoh ulama dan pejuang kemerdekaan asal Banyumas, yang juga merupakan seorang akademisi (pelopor pengembangan IAIN), wartawan, penulis, sekaligus politisi ulung. Ia pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Anggota DPR, dan Menteri Agama ke-10 RI (1962-1967).

Kiai Saifuddin Zuhri juga termasuk tokoh penting dalam jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Pada usia yang masih terbilang muda kala itu, yakni 35 tahun, Kiai Saifuddin Zuhri sudah diberi amanah Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pada saat yang sama ia juga adalah Pemimpin Redaksi Harian Duta Masyarakat dan anggota Parlemen Sementara.

 
Itulah sederet jejak pengabdian, karir, perjuangan Kiai Saifuddin Zuhri yang diharapkan dapat menjadi motivasi para mahasiswa dan seluruh civitas akademika UIN Saizu Purwokerto.

Seperti disebut di atas, UIN Saizu adalah hasil pengembangan atau transformasi dari IAIN Purwokerto. Di dalam transformasinya, civitas UIN Saizu memahami bahwa perkembangan teknologi, pergerakan zaman, serta keterbukaan akses dan komunikasi yang begitu masif di era saat ini, membutuhkan basis paradigma keilmuan yang kuat. Maka itu, UIN Saizu menganut satu paradigma keilmuan integratif-multidisipliner yang disebut Jabalul Hikmah. Konstruksi dasar paradigma keilmuan ini berpijak pada makna yang tersublim dalam 'gunung' dan 'hikmah'.

Rektor UIN Saizu Purwokerto, Mohammad Roqib menjelaskan bahwa gunung itu dinamis dan progresif. Sementara kata 'hikmah', menurut Kiai Roqib lebih dari sekadar ilmu. "Seseorang yang diberikan ilmu dalam arti yang substansial, maka orang itu akan menggapai pada suatu yang disebut dengan hikmah. Jadi hikmah itu ilmu yang dalam, ilmu yang merasuk," jelasnya pada Senin (24/7/2023) malam.

Pihaknya berharap paradigma keilmuan Jabalul Hikmah itu dapat menggiring dan mengkondisikan seluruh warga kampus UIN Saizu untuk menggapai ketinggian ilmu baik secara dzahir dan batin.

Berangkat dari paradigma tersebut, saat ini UIN Saizu menyiapkan pribadi-pribadi atau sumber daya yang ada di dalamnya untuk menjadi bagian dari dunia global, untuk menghasilkan akademisi, ilmuwan, dan profesional visioner. Basis utamanya adalah Islam sebagai tata nilai dan acuan norma. Hal ini pun sejalan dengan visi yang dicanangkan UIN Saizu: Menjadi Universitas Islam yang unggul, progresif dan integratif dalam pengembangan ilmu, teknologi dan seni di ASEAN tahun 2040.

Tradisi Riset dan Jejaring Internasional

Guna mencapai visi kampus Islam yang unggul, progresif, dan integratif, UIN Saizu terus bergerak dan memberikan ruang bagi para dosen untuk terus melakukan inovasi, di antaranya melalui penelitian atau riset. Menurut Rektor, itu adalah salah satu upaya mentradisikan riset yang menjadi bagian dari pengembangan UIN Saizu Purwokerto.
 
Dalam rangka menggerakkan tradisi menjadi kampus Islam unggulan di bidang riset, UIN Saizu melakukan akselerasi guru besar dengan terus memotivasi dan memberi ruang bagi para dosen untuk melakukan pelatihan kepenulisan jurnal bereputasi internasional.

"Karena dosen pada dasarnya tidak akan mendapatkan jabatan tertinggi sebagai guru besar apabila ia tidak memiliki tradisi kepenulisan dan riset yang baik. Untuk itu kita motivasi dan beri uang untuk melakukan pelatihan kepenulisan jurnal Scopus misalnya, dan sebagainya," jelas Rektor yang karib disapa Abah Roqib itu.
 
Selanjutnya, di dalam semangat menjadi kampus Islam unggulan di bidang riset, UIN Saizu juga telah secara aktif sejak tahun 2012 membangun kemitraan dengan komunitas global, khususnya perguruan tinggi di luar negeri dan lembaga internasional. Langkah ini dilakukan melalui inisiasi dan fasilitasi kerja sama dalam berbagai program dan kegiatan, seperti program pertukaran mahasiswa, konferensi bersama, kolaborasi riset, kursus singkat, pameran pendidikan, dan program lainnya.

Implementasinya, UIN Saizu telah melakukan penandatangan MoU dengan sejumlah universitas di luar negeri, di antaranya Universitas Hankuk Korea, Universitas Islam Sudan, Universitas Karabuk Turki, Universitas Sains Islam Malaysia, Universitas Andalus, Universitas Western Sydney Australia, Vrije Universiteit Amsterdam, dan universitas lainnya di beberapa negara.

Selain dengan perguruan tinggi asing, UIN Saizu bekerja sama dengan lembaga internasional lainnya seperti MoU dengan Madrasah Lil Banat Malaysia, Ma’had Islamiah Songserm Thailand, KCP Holding Internasional Hong Kong, JIZDA Internasional, dan lembaga lainnya. UIN Saizu juga bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat (NGO) global seperti Pulau Minang Malaysia, Muslim Business Center Bangkok, Tohoku Internasional, dan ASIA Foundation.

Belum lama, tepatnya pada Juni 2023, UIN Saizu Purwokerto melalui Lembaga Kajian (LK) Nusantara Raya menggelar konferensi internasional bersama komunitas sastrawan Siwa Sanmun (terj. Puisi Prosa) Korea Selatan. Tema yang diangkat adalah Nowadays: Indonesia and South Korea in Literature and Culture. Pada konferensi tersebut, LK Nura dan Siwa Sanmun juga telah mencapai MoU dalam rangka Pertukaran Hubungan Kesusatraan.

Ketua LK Nusantara Raya, Abdul Wachid BS menyebut pihaknya sudah dua kali bekerja sama menghelat konferensi internasional bersama Siwa Sanmun. "Lembaga Kajian Nusantara Raya yang di dalamnya ada Divisi Bahasa, Divisi Sastra, dan Divisi Budaya, sudah dua kali bekerjasama dengan Siwa Sanmun Korea Selatan, menggelar International Conference Nusantara Raya. Yang pertama di tahun 2022, digelar bertepatan dengan momentum Hari Santri, tanggal 22 Oktober. Pertama itu sebagai prolog, International Prosidings of Nusantara Raya. Prosiding itu penyelenggaranya LK Nura, dengan tema Indonesia-Korea Selatan: Kian Kemari," jelas Wachid.

Wachid mengungkapkan, Konferensi Internasional Nusantara Raya setelah digelar di UIN Saizu Purwokerto, kemudian akan dilangsungkan juga oleh Siwa Sanmun di Seoul Korea Selatan pada 19 Oktober 2023. Agenda ini bakal dihadiri oleh Guru Besar Emiritus Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Profesor Kim Young Soo.

"Konferensi Internasional di Seoul Korea Selatan itu digelar secara hibrid, dengan pembicara dari Indonesia adalah Rektor UIN Saizu Profesor Mohammad Roqib dan Ayah sendiri dari LK Nura," tutur Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Saizu, yang kerap disapa Ayah Wachid itu.
 
Bagi Rektor UIN Saizu, LK Nura dikembangkan untuk bersentuhan dengan lokalitas, tetapi mencakup pada wilayah yang lebih luas, khususnya di Asia tenggara dan umumnya negara-negara yang memiliki background atau tradisi keilmuan serta budaya Melayu, budaya Nusantara.

Lebih Lanjut, Ayah Wachid menjelaskan bahwa Konferensi Internasional Nusantara Raya diikuti oleh beberapa negara anggota, dan yang pertama diwakili oleh Siwa Sanmun dari Korea Selatan. "Setelah dengan Korsel, insyaallah kami akan bekerja sama juga dengan lembaga di Brunei Darussalam," imbuhnya.

Adapun kerja sama dengan Siwa Sanmun Korea Selatan, Ayah Wachid menyebut, sudah dilakukan penerjemahan dan penerbitan karya.

"Penerjemahan dan penerbitan karya sastra Indonesia dalam bahasa Korea. Selanjutnya akan dilakukan juga penerjemahan dan penerbitan sastra Korea ke dalam bahasa Indonesia. Ke depan juga sangat dimungkinkan kerja sama dalam hal pertukaran mahasiswa, dan juga short study," ucapnya.

Sementara itu, menurut Wachid, Direktur Siwa Sanmun, Jang Byung Hwan mengungkapkan bahwa kerja sama antara Siwa Sanmun dengan LK Nusantara Raya merupakan titik tolak penting untuk mengaktifkan hubungan sastra antara Korea Selatan dan Indonesia.

"Saya sangat menyambut baik pencapaian MoU antara Siwa Sanmun dengan LK Nusantara Raya UIN Saizu sebagai suatu titik tolak penting untuk mengaktifkan hubungan sastra antara Korea Selatan dan Indonesia, sembari mengharapkan pengembangan pesat hubungannya," tutur Jang Byun Hwan  dalam Konferensi Internasional yang dihelat pada 24 Juni 2023 lalu di kampus UIN Saizu Purwokerto, sebagaimana penuturan Ayah Wachid.

Penguatan Budaya Lokal

Rektor UIN Saizu menyebut bahwa semua Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dimandatkan untuk mengembangkan keilmuan integratif, yakni integrasi ilmu agama dan ilmu umum. Menurutnya perlu ada distingsi atau pembeda antara UIN Saizu dengan PTKIN lain. UIN Saizu kemudian mengambil distingsi penguatan budaya lokal Penginyongan sebagai ciri khas kampus Islam di Purwokerto.

"PTKIN dimandati untuk mengembangkan keilmuan integratif. Ini semua PTKIN melakukan hal yang sama, karena itu harus ada distingsinya. Distingsi atau hal yang spesial dari UIN Saizu yang tidak dimiliki PTKIN lain dalam konteks kajian lokal budaya, local wisdom, yaitu kaitannya dengan Budaya Penginyongan," tutur Moh Roqib.

"PTKIN yang concern terhadap Budaya Penginyongan, Budaya Ngapak yang meliputi sekitar 10 kabupaten kota di Jawa Tengah bagian Barat, itu ya satu-satunya hanya UIN Saizu Purwokerto, sehingga nantinya siapa pun yang ingin mengkaji kaitannya dengan Jawa, yang memiliki aksentuasi pernyataan 'aku'-nya dengan 'enyong' yang kita sebut dengan Penginyongan atau Ngapak itu, maka tidak ada lain kecuali ke UIN Saizu Purwokerto," paparnya.

Tidak hanya pada tataran konseptual, pada praktiknya UIN Saizu pun telah mengembangkan dan menguatkan kajian yang spesifik itu dengan menghadirkan tafsir Al-Qur'an dengan bahasa Banyumas terbitan Kementerian Agama RI tahun 2015.

"Kita sudah punya tafsir Al-Qur'an terjemahan bahasa Banyumasan, yang tentu digarap dengan tetap menggunakan standar keilmuan kajian tafsir. Dan, tafsir dengan gaya lokalitas ini harus diperkenalkan," kata Rektor yang juga Pengasuh Pesantren Mahasiswa (Pesma) An Najah Purwokerto itu.
 
Selain Al-Qur’an Banyumasan, ada pula Pojok Penginyongan di perpustakaan UIN Saizu, lalu ada Museum Penginyongan. Kiai Roqib berharap ke depan UIN Saizu juga memiliki Visium Penginyongan. "Jadi bagaimana pengembangan Budaya Penginyongan, Budaya Ngapak ini kira-kira 50 tahun ke depan seperti apa, sehingga terwujud satu kehidupan masyarakat yang sejahtera dan bahagia," harapnya.

Program Pesantrenisasi

Guna meningkatkan mahasiswa memiliki keilmuan yang sampai pada hikmahnya—sebagaimana Jabalul Hikmah yang menjadi paradigma keilmuan—UIN Saizu menyelenggarakan program Program Pesantrenisasi, di bawah UPT Ma'had al-Jami'ah.

Mudir UPT Ma'had al-Jami'ah, Dr Nasrudin menyebut Program Pesantrenisasi berangkat dari gagasan bahwa mahasiswa perguruan tinggi Islam harus mempunyai kompetensi dasar keagamaan seperti Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) dan Praktik Pengamalan Ibadah (PPI), di samping kompetensi bahasa, penguasaan komputer, dan sebagainya.

"Sebagai bagian dari upaya mencetak sarjana yang sesuai dengan statusnya sebagai sarjana perguruan tinggi agama Islam negeri, tentu saja kompetensi baca tulis Al-Qur’an dan praktik pengamalan ibadah yang dasar, dalam arti ibadah ubudiyah, harus dilakukan dengan benar. Maka ditetapkanlah standar BTA-PPI sebagai salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa perguruan tinggi Islam di Purwokerto ini," jelasnya.

Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan UPT Ma’had al-Jami’ah di antaranya matrikulasi Baca Tulis Al-Qur’an dan Praktek Pengamalan Ibadah (BTA-PPI) bagi mahasiswa. Kegiatan matrikulasi BTA-PPI bersifat wajib bagi mahasiswa yang belum memenuhi standar minimal (lulus) ujian kompetensi dasar BTA-PPI. Pelaksanaan matrikulasi BTA-PPI dilaksanakan melalui kerja sama dengan beberapa pondok pesantren mitra UIN Saizu Purwokerto minimal selama satu tahun.

Kiai Nasrudin menjelaskan, Program Pesantrenisasi diperuntukkan tidak hanya bagi mahasiswa yang belum lulus kompetensi BTA-PPI. "Bagi mahasiswa yang sudah memenuhi kompetensi dasar BTA-PPI tidak diwajibkan mengikuti program ini. Namun demikian, bila ingin mendalami kajian ilmunya di pondok pesantren dipersilakan," ujarnya.

Dirinya berharap, Program Pesantrenisasi tetap berlanjut dan dapat ditingkatkan lebih efektif lagi untuk lebih membawa kepada keberhasilan yang semakin meningkatkan kemampuan mahasiswa tidak hanya ketika uji BTA-PPI, tetapi pasca BTA-PPI.

Perlu diketahui, hingga saat ini sudah ada 43 pondok pesantren mitra di bawah UPT Ma’had al-Jami’ah UIN Saizu Purwokerto. Mahasiswa baru pun dapat memilih salah satu dari daftar pondok pesantren yang menjadi mitra dari UIN Saizu Purwokerto.

Mahasiswa dan Alumni

Rektor UIN Saizu menyebut mahasiswa UIN Saizu saat ini ada sekitar 14.000 yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri seperti dari Thailand, Malaysia, Sudan, lalu Yaman.
 
"Kita akan menyasar pada mahasiswa-mahasiswa luar negeri, dengan menawarkan program-program kelas internasional. Saat ini kita juga sedang menyiapkan kelas internasional untuk Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), sehingga Prodi IAT yang sudah unggul ini bisa dirasakan manfaatnya, bukan saja oleh mahasiswa dalam negeri tapi juga luar negeri," kata Abah Roqib.

Sementara untuk jumlah alumni, menurutnya, sudah mencapai puluhan ribu. "Kalau alumninya saya pikir sudah puluhan ribu, karena kampus kita sudah berdiri tahun 1962, swasta. Kemudian dinegerikan tahun 1964. Saya pikir kampus kita sudah punya usia yang cukup dewasa, dan alumninya sudah tersebar ke mana-mana," ujarnya.
 
Rektor berharap, mahasiswa UIN Saizu setelah lulus tetap progresif dinamis, serta dapat menunjukkan kepada publik bahwa alumni UIN Saizu mampu untuk berkiprah bukan saja di tingkat lokal tapi juga di tingkat nasional dan internasional.

Fakultas, Prodi dan Tenaga Pendidik

Hingga saat ini, UIN Saizu Purwokerto tengah menyelenggarakan dan mengelola 5 Fakultas dengan pilihan program studi mulai dari disiplin ilmu pendidikan, hukum, sosial, ekonomi, agama, sains, dan teknologi. UIN Saizu memiliki 25 prodi pada jenjang S1, kemudian 8 Program Magister (S2), dan 1 Program Doktoral (S3).

Di dalam mengelola program studi tersebut, saat ini UIN Saizu memiliki ratusan tenaga pendidik, dengan total 260 dosen (211 PNS dan 49 BPNS) dan jumlah guru besar hingga kini ada18 orang profesor di UIN Saizu Purwokerto.

Kepala Pusat Promosi UIN Saizu, Fajar Hardoyono mengungkapkan bahwa sebagai salah satu PTKIN, UIN Saizu Purwokerto menyelenggarakan layanan pendidikan tinggi yang mengintegrasikan bidang ilmu keagamaan dan ilmu umum, yang menghasilkan profil lulusan yang memiliki karakter religius, unggul, progresif dan integratif.

"Selain itu, UIN Saizu Purwokerto memperkuat mutu lulusan dengan sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang keahlian dan memiliki jejaring kerja sama yang luas dengan lembaga pemerintah, BUMN, swasta, dan institusi di luar negeri yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada lulusan untuk bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya," ungkapnya.

UIN Saizu Purwokerto beralamat lengkap di Jl Ahmad Yani Nomor 40 A Purwokerto, Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Kodep Pos 53126. Tidak hanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, UIN Saizu juga telah memiliki gedung baru di Purbalingga, dengan jumlah 7 gedung, yang tanahnya merupakan hibah dari Pemkab Purbalingga pada tahun 2020. Adapun hibah tanah tersebut pada tahap pertama yang diberikan seluas 5 hektar, dan yang kedua seluas 12 hektar.

Informasi lebih lanjut tentang UIN Saizu Purwokerto dapat diakses melalui situs web uinsaizu.ac.id atau mengontak via pesan WhatsApp (WA) yang tertera di laman tersebut. Bisa juga menghubungi nomor telepon (0281) 635624 atau kontak email humas@uinsaizu.ac.id. Calon mahasiswa baru jika ingin mendaftarkan diri dan mencari informasi lengkapnya bisa melalui pmb.uinsaizu.ac.id.